tag:blogger.com,1999:blog-15895421904598692292024-03-06T02:49:27.603+07:00Waton muniCasey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-42097145284560627182011-11-11T11:13:00.000+07:002011-11-11T11:13:34.073+07:00Menon aktifkan suara camera di zte wide<div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Seringkali kita melihat momen indah dan cantik yang pengeeen sekali kita abadikan, tetapi kita tidak ingin moment tersebut membuat kita malu ataupun ketauan. Yuup, apalagi kalo bukan mengambil foto sesuatu benda atau orang yang kebetulan saja ada di depan mata kita. Nah tutorial ini hanya berlaku untuk ZTE Wide N880 aka Smartfren Wide. Cara-cara menon aktifkan suara camera adalah sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Peralatan/software yang dibutuhkan antara lain adalah:</div><div style="text-align: justify;">1. Z4root</div><div style="text-align: justify;">2. Superuser</div><div style="text-align: justify;">3. Root Explorer</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nah dalam kondisi handsetnya sudah terbuka root nya silahkan buka </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">system/build.prop</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">kemudian edit </div><div style="text-align: justify;">ro.camera.sound.forced=1</div><div style="text-align: justify;"><br />
menjadi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ro.camera.sound.forced=0</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">selesai.....</div><div style="text-align: justify;">gampang kan..</div>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-8491172915239562482011-11-03T11:45:00.001+07:002011-11-03T11:50:51.958+07:00Beginilah Jika Bersaudara<div style="text-align: justify;"><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr2zdmHliItpW974L7BRS66c1XHhGYMvD5-Ld8xDXO1p567bMuYEzH9za-tMWIezLeHich9HEhQNh-XSbnRIAFLKvWJCyLOD7woO2F4edfU1blrovTuEcBR0HPkgTLoCXKP19miiIBr6M/s1600/imagesCA2JTQDG.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; cssfloat: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" ida="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr2zdmHliItpW974L7BRS66c1XHhGYMvD5-Ld8xDXO1p567bMuYEzH9za-tMWIezLeHich9HEhQNh-XSbnRIAFLKvWJCyLOD7woO2F4edfU1blrovTuEcBR0HPkgTLoCXKP19miiIBr6M/s1600/imagesCA2JTQDG.jpg" /></a><span class="fullpost">Dua orang bersaudara bekerja bersama menggarap ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak, telah menikah, dan memiliki keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan berencana tidak menikah. Ketika musim panen tiba, mereka selalu membagi hasil sama rata. Selalu begitu.<br />
<br />
Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berpikir, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit." Maka, demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarung padi miliknya, dan dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya. Sekarung itu ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya.<br />
<br />
Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, "Tidak adil jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak akan ada yang <br />
peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil lebih daripada aku."<br />
<br />
Karena itu, setiap malam, secara diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke lumbung mulik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban adiknya, kelak.<br />
<br />
Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung keduanya tak pernah berubah jumlah. Sampai..., suatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang <br />
memindahkan satu karung ke maring-masing lumbung saudaranya. Di saat itulah mereka sadar, dan saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat dalam yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta, yang justru menjadi perekat cinta, bukan perusak. </span><span class="fullpost">Demikianlah jika bersaudara. </span></div></div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-54089836947946358562011-11-03T11:38:00.000+07:002011-11-03T11:38:18.264+07:00Jilbab buka tutup<span class="fullpost"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-RT3fb2HvgP0/TrIZA1MBIoI/AAAAAAAAAVw/kIep7RSUDps/s1600/untitled.bmp" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" ida="true" src="http://2.bp.blogspot.com/-RT3fb2HvgP0/TrIZA1MBIoI/AAAAAAAAAVw/kIep7RSUDps/s320/untitled.bmp" width="240" /></a></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Trebuchet MS;">Kasus I</span></strong></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Di sebuah resepsi pernikahan mewah seorang bos , seorang wanita menyapa saya. Sejenak, saya tertegun menatap wajah wanita yang mengenakan gaun malam ketat dengan belahan rendah di bagian dada itu. Sepertinya, saya mengenali wanita tersebut. Perlu waktu sekitar satu menit sebelum saya benar-benar mengenalinya. Anita-sebutlah demikian- adalah teman satu kantor tetapi beda divisi. Saya shock sekali melihat penampilan Anita malam itu. Pasalnya, saya terbiasa melihat dia di kantor sehari-hari dengan jilbab. Saat itu saya hanya bisa terpana dan tertegun, sedangkan Anita dengan santai dan senyum berlalu dari hadapan saya untuk menyapa tamu-tamu undangan yang lain. Masih penuhi oleh rasa terkejut dan penasaran, saya kemudian mencari teman kantor yang lain dan menceritakan perihal Anita. Teman saya itu menjawab,”Oh, Anita memang seperti itu. Buka-tutup. Kalau ke pesta, atau habis dari salon, dia gak pakai jilbab.” Hmm…</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Trebuchet MS;">Kasus II</span></strong></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Sari-bukan nama sebenarnya-seorang gadis berjilbab berterus terang kepada saya bahwa dia tidak memakai jilbab jika sedang ‘jalan’ dengan seorang lelaki yang menjadi pacarnya. Mendengar pengakuannya, alis saya terangkat dan kening saya berkerut. “Loh kok begitu ? Memangnya kenapa harus buka jilbab. Pacaran saja sudah di larang, ini kok ditambah buka-buka aurat?” Tanya saya. Ternyata, Sari merasa jilbab membuatnya merasa terlihat lebih tua. “Gue kan malu, Wi. Umur gue kan emang lebih tua dari cowok gue, yaah….Cuma beda beberapa bulan aja sih. Kalau gue jalan sama dia pakai jilbab, gue keliatan makin tambah tuir. Lebih bebas tanpa jilbab. Kata cowok gue, gue keliatan kaya anak SMA, ABG gitu loooh…Lagian, cowok gue lebih suka gue lepas jilbab kalau lagi sama dia….begitu, jeung…!” o…o….w</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Trebuchet MS;">Kasus III</span></strong></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Mba Yani-juga nama samaran- teller sebuah bank swasta mengeluh kepada saya bahwa dia belum diperbolehkan memakai jilbab. Padahal dia sudah naik haji tahun lalu dan ingin sekali menutup auratnya dengan sempurna. Saya heran. Ah, masa sih ? Padahal kan sudah banyak bank yang pegawai wanitanya memakai jilbab bukan hanya di bank-bank Syariah. “Yah, gak tau deh. Yang pasti di Bank Panin belum boleh pakai jilbab. Jadi, sementara ini solusi buat saya adalah buka-tutup. Berangkat pakai jilbab, selama jam kerja lepas jilbab, nanti pulang dipakai lagi.” Tuturnya. Kasus Mba Yani ini sama dengan seorang Cleaning Service yang sempat mengobrol dengan saya. “Mba sih, enak. Gak masalah kerja pakai jilbab. Kalau di tempat saya, belum boleh tuh ! Pilihannya, buka jilbab pas lagi kerja atau cari kerja di tempat lain.”</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Tiga kasus di atas membuat saya merenung sejenak.</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Pada kasus Anita dan Sari, apa sih yang menjadi alasan kuat mereka untuk melepaskan kain penutup kepala itu ? Rasanya, tidak ada. Mereka tidak di larang oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja untuk memakai jilbab seperti Mba Yani dan gadis Cleaning Service. Mungkin yang harus di tanyakan kepada mereka adalah apa yang menjadi dasar ketika mereka memutuskan untuk memakai jilbab. </span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Dasar yang utama adalah perintah Allah dalam Alquran. <br />
<em>“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”.</em> (QS 33:59)</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">“Katakanlah kepada wanita yang beriman: <em>"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”</em>(QS 24:31)</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Jilbab bukan sekedar mode sesaat yang dipakai jika sedang ‘trend’ dan di lepas jika sudah tidak ‘nge-trend’ lagi. Jilbab adalah kewajiban bagi seorang wanita muslim yang telah baliqh. Andrea Hirata menulis di salah satu bukunya, Sang Pemimpi “Bagiku jilbab adalah piagam kemenangan gilang gemilang, kemenangan terbesar bagi seorang perempuan Islam atas dirinya, atas imannya dan atas dunia.”</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Jilbab adalah identitas wanita Islam, mahkota yang harus di junjung tinggi. Jika seorang wanita telah memutuskan untuk berjilbab, maka ia harus siap dengan segala konsekuensinya. Siap menjaga sikap dan perilakunya. Sebab, jika seorang wanita berjilbab melakukan hal-hal yang tidak semestinya, maka yang dituding bukan hanya diri wanita itu, tetapi jilbab dan Islam. Contohnya, jika seorang wanita berjilbab merokok di tempat umum, maka masyarakat akan berkata “Kok pakai jilbab merokok ?” Jilbab dan Islam mendapat kesan negatif. Terlepas dari segala argument tentang hak asasi seseorang untuk bebas melakukan apapun sepanjang tidak mengganggu kepentingan orang lain, wanita yang telah memutuskan untuk berjilbab hendaknya menjaga adab perilaku.</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Untuk kasus buka-tutup yang diuraikan di atas, saya berpendapat bahwa sebaiknya mereka –kaum muslimah- meluruskan niat, membekali diri dengan pemahaman dan ilmu yang cukup terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memakai jilbab. Karena bagi saya, detik saat memutuskan untuk memakai jilbab sama seperti membeli <em>‘one way ticket’</em>. Maksudnya, tidak bisa berjalan mundur kembali. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk menanggalkan jilbab kecuali pada mereka yang memang muhrimnya. Untuk yang ‘terpaksa’ buka-tutup jilbab karena alasan ekonomi, maka perbanyaklah mencari ilmu untuk mempertebal keyakinan bahwa rejeki itu sudah di atur-NYA. Tidak mungkin Allah mempersempit rejeki karena kita menjalankan apa-apa yang diperintahkan-NYA. </span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Saya bukanlah seorang ‘jilbaber’-jilbab super lebar dan gamis gombrong- namun saya terus belajar untuk meluruskan niat, memperkuat iman , mempertebal keyakinan dan memperbaiki diri.</span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS;">Saya juga tidak berani<em> ‘nge-judge’’ </em>bahwa mereka yang memakai jilbab’biasa’ tidak sebaik mereka yang berjilbab lebar dan gamis. Sebab hanya Allah yang Maha Tahu dan berhak menilai masing-masing orang.<em> “Don’t judge a book by its cover”</em></span></div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="garis-bawah" style="text-align: justify;"><em><span style="font-family: Trebuchet MS;">sumber:</span></em></div><h3><a href="wlmailhtml:{3A3AEA0E-CB00-4003-9475-92BD7B2F7331}mid://00000074/!x-usc:http://eramuslim.com/oase-iman/jilbab-buka-tutup.htm"><span style="font-size: xx-small;">http://eramuslim.com/oase-iman/jilbab-buka-tutup.htm</span></a></h3></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-43787347640018818532011-11-03T11:11:00.000+07:002011-11-03T11:11:56.147+07:00Orang Sopan Makin Langka<span class="fullpost"> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">"Weyy... kalo nyeberang mata dipake donk...!!!" bentak supir angkot kepada seorang pejalan kaki setengah baya yang nyaris terserempet kendaraan tersebut. Saya yang berada di angkot tersebut tak tahu persis harus berbuat apa. Meski cukup sering mendengar umpatan serupa dari seorang pengendara mobil kepada pejalan kaki, saya tetap merasa tak semestinya mereka mengeluarkan kata-kata kasar semacam itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-58jSW0BcalM/TrIUfdukiII/AAAAAAAAAVo/3V3lgxXaZjg/s1600/saat-hujan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" ida="true" src="http://4.bp.blogspot.com/-58jSW0BcalM/TrIUfdukiII/AAAAAAAAAVo/3V3lgxXaZjg/s1600/saat-hujan.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Suatu kali secara kebetulan saya pernah mendengar omelan seorang pejalan kaki yang terciprat air genangan sisa-sisa hujan yang dihempaskan oleh sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Serta merta, sederet sumpah serapah keluar yang kalau dibayangkan, isinya itu sangat mengerikan, seperti "Gue sumpahin tabrakan luh!" atau semacamnya. Bagaimana jika umpatan atau sumpah itu bernilai do'a di mata Allah? bukankah mereka tak bedanya seperti orang-orang yang terzalimi? Jadi, jangan sembarangan mengumpat seorang pejalan kaki yang belum tentu benar-benar salahnya. Bisa jadi, Anda yang justru bersalah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Sebenarnya, ini soal etika berkendaraan di jalan umum. Namanya juga jalan umum, jadi siapapun tidak bisa merasa harus dipentingkan, siapapun tak boleh memaksakan kehendaknya, dan siapapun tak berhak atas jalan tersebut layaknya jalan milik pribadi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Yang namanya jalan umum boleh digunakan oleh siapapun, pemilik kendaraan dari roda dua, tiga, empat sampai enam belas, atau pun pejalan kaki. Yang penting kan semuanya ada aturannya. Nah, ngomong-ngomong soal aturan, ternyata tidak semua etika berkendara di jalan masuk dalam aturan yang sudah ada.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Begini, saya pernah menumpang mobil seorang rekan sepulang kondangan. Namanya Edi. Malam itu terasa sangat segar, sehingga kami tak perlu memasang AC karena sore tadi Jakarta baru saja diguyur hujan yang lumayan deras. Mobil melaju tidak terlalu kencang ketika kami merasa mobil kami telah menghempaskan genangan air di pinggir jalan dan... mengenai seorang ibu pejalan kaki. Ciiiitttt!!! Edi segera menghentikan mobilnya dan mundur sejauh tidak kurang dari 70 meter dari genangan air tadi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">"Kena nggak?" tanya Edi. Yang dimaksud adalah, apakah hempasan mobilnya terhadap genangan air tersebut telah menyebabkan pejalan kaki tadi terciprat atau tidak. Agak sedikit ragu, saya katakan, "Kena...".</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Sesampainya di depan ibu pejalan kaki tadi, Edi segera turun dan meminta maaf atas tindakannya tadi. Pejalan kaki yang tengah mengibas-ngibaskan tangannya ke beberapa bagian pakaiannya yang kotor terlihat tersenyum, apalagi setelah kami menawarkan diri untuk mengantarnya sampai ke tempat tujuannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Dalam perjalanan berikutnya, saya tanyakan kepada Edi tentang sikapnya tersebut, seraya memberikan asumsi bahwa ibu pejalan kaki tersebut terlihat ramah dan 'ikhlas', mungkin Edi tak perlu memundurkan mobilnya untuk meminta maaf pada pejalan kaki tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Sekarang coba Anda pikirkan kenapa saya terus tersenyum sampai di rumah setelah mendengar jawaban Edi seperti ini, "Kamu betul, mungkin ibu itu ikhlas dan tak marah, bahkan mungkin saya tak perlu berhenti setelah 70 meter dari genangan air tersebut. Tapi bagaimana kalau Allah yang tidak ikhlas, dan menjadikan 10 meter berikutnya adalah kesempatan terakhir saya mengendarai mobil ini?"</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Hmm, Edi, Edi ... saya dengar, kalau sedang bersepeda atau naik motor, anak muda satu ini juga akan turun dan menuntun kendaraannya saat melewati orang-orang yang tengah duduk di pinggir jalan di sebuah gang, satu kebiasaan yang saya kira telah hilang sekitar 15 atau 20 tahun yang lalu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Life sharing by <em><span style="color: red; font-size: xx-small;">Bayu Gawtama</span></em></span></div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-72781946206320110462011-10-28T15:49:00.000+07:002011-10-28T15:49:21.892+07:0010 Cara menjadi Ayah yang hebat<ol><li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">HORMATILAH IBU ANAK-ANAK ANDA.<br />
Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan Ayah bagi anak-anaknya adalah menghormati Ibu mereka. Kalau Anda menikah, jagalah pernikahan Anda agar tetap kuat dan penuh vitalitas.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">LEWATKANLAH WAKTU BERSAMA ANAK-ANAK ANDA.<br />
Bagaimana seorang Ayah melewatkan waktunya mengatakan apa yang penting baginya. Kalau Anda tampaknya selalu terlalu sibuk untuk anak-anak Anda, mereka akan merasa ditelantarkan, apapun yang Anda katakan.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">UPAYAKANLAH HAK UNTUK DIDENGARKAN.<br />
Terlalu sering satu-satunya saat sang Ayah bicara kepada anak-anaknya adalah ketika mereka melakukan suatu kesalahan. Mulailah bicara kepada anak-anak ketika mereka masih kecil, sehingga topik-topik sulit akan lebih mudah ditangani ketika mereka semakin besar. Luangkanlah waktu dan dengarkanlah ide-ide serta persoalan-persoalan mereka.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">DISIPLINKANLAH DENGAN KASIH.<br />
Semua anak butuh bimbingan dan pendisiplinan, bukan sebagai hukuman, melainkan untuk menetapkan batasan-batasan yang masuk akal. Ingatkanlah anak-anak Anda akan ganjaran perbuatan mereka dan berikanlah imbalan yang berarti atas perilaku yang diinginkan.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">MODEL PERAN.<br />
Para Ayah adalah model peran bagi anak-anaknya, entah mereka menyadarinya atau tidak. Seorang anak perempuan yang melewatkan waktu dengan Ayahnya yang penuh kasih tumbuh dengan pengetahuan bahwa ia pantas diperlakukan dengan hormat oleh anak-anak lelaki, dan apa yang harus dicarinya dalam diri seorang suami. Para Ayah dapat mengajari putera-puteranya apa yang penting dalam kehidupan ini dengan mendemonstrasikan kejujuran, kerendahan hati, dan tanggung jawab.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">JADILAH GURU.<br />
Terlalu banyak Ayah yang menganggap bahwa mengajar adalah urusan orang lain. Namun seorang Ayah yang mengajari anak-anaknya tentang yang benar dan yang salah serta mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik akan melihat anak-anaknya mengambil pilihan yang baik.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">MAKANLAH BERSAMA-SAMA KELUARGA.<br />
Makan bersama-sama (sarapan, makan siang, atau makan malam) bisa menjadi bagian penting dari kehidupan keluarga yang sehat. Selain memberikan struktur pada hari yang sibuk, ini juga memberi anak-anak peluang untuk membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">BACAKANLAH CERITA BAGI ANAK-ANAK ANDA.<br />
Mulailah membacakan cerita bagi anak-anak semenjak mereka masih kecil. Setelah mereka lebih besar, doronglah mereka untuk membaca sendiri. Menanamkan kecintaan untuk membaca adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak-anak Anda mengalami pertumbuhan pribadi maupun karir seumur hidup.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">PERLIHATKANLAH KASIH SAYANG ANDA.<br />
Anak-anak butuh ketenteraman yang berasal dari mengetahui bahwa mereka diinginkan, mereka diterima, dan dikasihi oleh keluarga. Orangtua, terutama para Ayah, perlu membiasakan diri merangkul anak-anaknya. Memperlihatkan kasih sayang setiap harinya adalah cara terbaik untuk memberitahu mereka bahwa Anda sayang kepada mereka.</span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">SADARLAH BAHWA TUGAS SEBAGAI AYAH TIDAK PERNAH SELESAI.<br />
Bahkan setelah anak-anak besar dan siap meninggalkan rumahpun, mereka akan tetap mencari hikmat serta nasihat dari Ayahnya. Entah soal meneruskan pendidikan, pekerjaan baru, atau pernikahan, para Ayah terus memainkan peran penting dalam kehidupan anak-anak mereka sementara mereka bertumbuh dan, mungkin, menikah dan membangun keluarga sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span></div></li>
</ol>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-40921836349282661372011-10-28T14:13:00.000+07:002011-10-28T14:13:20.441+07:00Bioterra Platinum<span class="fullpost"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-ureBA9ojsBw/TqpVwgvppyI/AAAAAAAAAU0/kejoIPc8dco/s1600/platinum-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" ida="true" src="http://4.bp.blogspot.com/-ureBA9ojsBw/TqpVwgvppyI/AAAAAAAAAU0/kejoIPc8dco/s320/platinum-2.jpg" width="236" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>Formulasi special</strong> dari bahan alami air kelapa, air embun, madu, rempah-rempah dan susu yang dipadukan dengan probiotik lactobacillus sp. serta kultur bakteri penyeimbang. Dalam konsentrat larutan probiotik dan prebiotik dosis tinggi.</div><br />
<strong>MANFAAT PRODUK </strong><br />
1. Membersihkan pencernaan<br />
2. Detoksifikasi<br />
3. Menguatkan daya kekebalan tubuh<br />
4. Meningkatkan stamina<br />
5. Anti alergi<br />
6. Membersihkan darah <br />
<strong></strong><div style="text-align: justify;"><strong>MENGATASI </strong><br />
Berbagai penyakit stadium sedang, termasuk stroke, kanker, diabetes, asma, ambeien, campak, hepatitis, mengatasi dengan cepat infeksi luar dan dalam tubuh , seperti luka gores, luka bakar, gigitan hewan berbisa, memar, sakit gigi, infeksi mulut, tenggorokan dan amandel.<br />
<br />
<strong>ATURAN PAKAI</strong><br />
1. Untuk terapi penyembuhan : 3 x sehari 3 sendok makan<br />
2. Untuk menjaga kesehatan : 2x sehari 1-2 sendok makan (pagi dan sore)<br />
3. Untuk anak s/d 12 thn setengah dosis dewasa.<br />
4. Untuk bayi s/d 1 thn 3-5 tetes.<br />
5. Untuk balita ½ - 1 sendok teh.</div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-36706052210865727962011-10-28T14:09:00.000+07:002011-10-28T14:09:12.746+07:00Bioterra Gold<span class="fullpost"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-emXQulKhZoA/TqpUzDR2BaI/AAAAAAAAAUs/SwpuvqTEbLI/s1600/gold-3.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="264" ida="true" src="http://1.bp.blogspot.com/-emXQulKhZoA/TqpUzDR2BaI/AAAAAAAAAUs/SwpuvqTEbLI/s320/gold-3.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>Formula super</strong> dari bahan alami air kelapa, air embun, madu, rempah rempah dan susu yang dipadukan dengan multi probiotik lactobacillus sp., bifidobacterium, dan staphylococcus thermophillus, serta kultur bakteri penyeimbang. Dalam konsentrat larutan probiotik dan prebiotik dosis tinggi, dengan rasa manis aroma khas fermentasi.</div><br />
<strong>MANFAAT PRODUK</strong><br />
1. Membersihkan pencernaan <br />
2. Detoksifikasi racun <br />
3. Membersihkan darah dalam tubuh <br />
4. Menguatkan daya kekebalan tubuh, <br />
5. Cepat meningkatkan stamina dan konsentrasi<br />
6. Mengatasi alergi. <br />
7. Sebagai Antibiotik alami. <br />
<strong></strong><div style="text-align: justify;"><strong>MENGATASI </strong><br />
Berbagai penyakit stadium berat, termasuk stroke, kanker, diabetes, asma, ambeien, campak, hepatitis, mengatasi dengan cepat infeksi luar dan dalam tubuh , seperti luka gores, luka bakar, gigitan hewan berbisa, memar, sakit gigi, infeksi mulut, tenggorokan dan amandel.<br />
<br />
<strong>ATURAN PAKAI </strong><br />
1. Untuk terapi penyembuhan : 3x sehari 1-2 sendok teh .<br />
2. Untuk menjaga kesehatan : 1x sehari 1 sendok teh sebelum tidur.<br />
3. Untuk Anak s/d 12 thn @ ½ sendok teh per minum.<br />
4. Saat perlu stamina tinggi : 1- 2 sendok makan tanpa dicampur.<br />
5. Boleh dicampur minuman dingin atau biasa.<br />
6. Dikumur dan ditelan untuk sakit gigi, infeksi mulut, tenggorokan dan amandel.<br />
7. Hindari penggunaan air panas/hangat</div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-45961487462298382402011-10-28T14:05:00.000+07:002011-10-28T14:05:51.119+07:00Bioterra Silver<span class="fullpost"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Ny4iQUrJw1U/TqpT1sjo7rI/AAAAAAAAAUk/VQ19Oarh7HI/s1600/silver-4.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="267" ida="true" src="http://4.bp.blogspot.com/-Ny4iQUrJw1U/TqpT1sjo7rI/AAAAAAAAAUk/VQ19Oarh7HI/s320/silver-4.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>Formulasi </strong>khusus dari bahan alami air kelapa, air embun, ditambah rempah-rempah dan susu yang dipadukan dengan probiotik <em>lactobacillus sp</em>. serta kultur bakteri penyeimbang. Dalam konsentrat probiotik dan prebiotik dosis sedang, dengan aroma fermentasi rempah-rempah.</div><br />
<strong>MANFAAT PRODUK </strong><br />
1. Membersihkan pencernaan/cleansing <br />
2. Pembuangan racun/ detoksifikasi <br />
3. Menguatkan daya kekebalan tubuh<br />
4. Meningkatkan stamina <br />
5. Mengatasi alergi. <br />
<strong></strong><br />
<div style="text-align: justify;"><strong>MENGATASI </strong><br />
Berbagai penyakit stadium sedang, termasuk stroke, kanker, diabetes, asma, ambeien, campak, hepatitis, mengatasi dengan cepat infeksi luar dan dalam tubuh , seperti luka gores, luka bakar, gigitan hewan berbisa, memar, sakit gigi, infeksi mulut, tenggorokan dan amandel.<br />
<br />
<strong>ATURAN PAKAI</strong><br />
1. Untuk terapi penyembuhan : 3 x sehari 3 sendok makan<br />
2. Untuk menjaga kesehatan : 2x sehari 1-2 sendok makan (pagi dan sore)<br />
3. Untuk anak s/d 12 thn setengah dosis dewasa.<br />
4. Untuk bayi s/d 1 thn 3-5 tetes.<br />
5. Untuk balita ½ - 1 sendok teh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-69506453375869185642011-10-28T14:00:00.000+07:002011-10-28T14:00:53.391+07:00Bioterra Premium<span class="fullpost"> <div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-eOkU1Z6awxE/TqpSrSgNFhI/AAAAAAAAAUc/09QzSEFCLmI/s1600/premium-4.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="258" ida="true" src="http://2.bp.blogspot.com/-eOkU1Z6awxE/TqpSrSgNFhI/AAAAAAAAAUc/09QzSEFCLmI/s320/premium-4.jpg" width="320" /></a><strong>Formulasi unik</strong> dari bahan alami air kelapa, air embun, dan susu yang dipadukan dengan probiotik lactobacillus sp. serta kultur bakteri penyeimbang. Dalam konsentrat probiotik dan prebiotik dosis ringan, dengan aroma khas fermentasi.</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><br />
</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><strong>MANFAAT PRODUK </strong><br />
1. Membersihkan pencernaan/cleansing <br />
2. Pembuangan racun/ detoksifikasi <br />
3. Menguatkan daya kekebalan tubuh<br />
4. Meningkatkan stamina <br />
5. Mengatasi alergi. </div><strong></strong><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><br />
</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><strong>MENGATASI </strong><br />
Berbagai penyakit stadium ringan, termasuk stroke, kanker, diabetes, asma, ambeien, campak, hepatitis, mengatasi dengan cepat infeksi luar dan dalam tubuh , seperti luka gores, luka bakar, gigitan hewan berbisa, memar, sakit gigi, infeksi mulut, tenggorokan dan amandel.<br />
<br />
<strong>ATURAN PAKAI</strong><br />
1. Untuk terapi penyembuhan : 3 x sehari 3 sendok makan<br />
2. Untuk menjaga kesehatan : 2x sehari 1-2 sendok makan (pagi dan sore)<br />
3. Untuk anak s/d 12 thn setengah dosis dewasa.<br />
4. Untuk bayi s/d 1 thn 3-5 tetes.<br />
5. Untuk balita ½ - 1 sendok teh.</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;"><br />
</div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-57694845054603090582011-10-27T10:12:00.000+07:002011-10-27T10:12:01.144+07:00Orangtua Sumbu Pendek<div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Tiba-tiba, saya marah kepada anak saya. Saya membelalakkan mata lebar-lebar, dengan wajah menegangkan dan suara yang menakutkan. Untunglah istri saya segera bertindak. <br />
<br />
Ia panggil anak saya baik-baik, mengajaknya bicara empat mata tanpa amarah yang meluap-luap, lalu<br />
menasehatinya dengan lembut dan tegas. Anak saya yang usianya belum mencapai lima tahun itu memerah matanya, merebahkan badannya di pangkuan ibunya tanda bahwa ia menyesal -bukan kesal. <br />
<br />
Entah apa yang dikatakan oleh ibunya, seperti nyaris berbisik, tetapi anak saya segera keluar menemui saya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">"Bapak, aku sayang sama Bapak. Aku minta maaf, ya?" katanya.<br />
<br />
Saya pegang tangannya lalu saya pangku. </span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">"Iya, Nak. Bapak juga minta maaf. Tadi bapak salah. Bapak nggak boleh marah seperti itu," kata saya menanggapi, sambil diam-diam merasa malu. <br />
<br />
Ya, saya tidak boleh marah dengan cara yang buruk. Memarahi anak memang boleh jika benar-benar<br />
dibutuhkan. Tetapi memarahi berbeda dengan marah. Memarahi tidak selalu karena marah, meski acapkali orangtua memarahi anaknya karena emosi yang meluap-luap, saat hati dan pikiran sama-sama keruh. Memarahi bisa kita lakukan dengan kondisi emosi yang terkontrol, jernih dan tenang. <br />
<br />
Lalu, seperti apa marah dengan cara yang buruk? Dan bagaimana pula seharusnya bila kita harus memarahi anak? <br />
<br />
SUMBU PENDEK<br />
<br />
Ada beberapa hal buruk yang sering dialami orangtua semacam saya. Mereka cepat tersulut emosinya karena ada hal-hal yang kurang menyenangkan dari anak. Mereka cepat melampiaskan kemarahan hanya karena kejadian-kejadian kecil, tanpa berusaha mengendapkan terlebih dulu untuk mencari jalan paling jernih. Tidak menunggu waktu lama untuk mencubit anak dengan keras, membelalakkan mata secara menakutkan, atau segera menghujaninya dengan kata-kata makian dan umpatan. <br />
<br />
Begitu anak melakukan sedikit kesalahan, atau bahkan belum tentu merupakan kesalahan, seketika itu pula orangtua menyerangnya dengan kata-kata ancaman, cap yang buruk atau pertanyaan yang memojokkan. Orangtua semacam ini memiliki sumbu pendek, sehingga cepat terbakar tanpa sempat berpikir.<br />
<br />
Sebagian orangtua sumbu pendek menganggap tindakan yang keras, mudah meledak dan reaktif sebagai pilihan terbaik untuk memberi pelajaran pada anak.<br />
<br />
"Biar anak tidak kurang ajar," kata seorang ibu,<br />
"Mereka harus diajari sopan santun." </span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Sayangnya, banyak yang merasa mengajarkan sopan santun tanpa pernah menerangkan kepada anak apa yang seharusnya dilakukan. Mereka hanya memberi hukuman yang menyakitkan dan memarahinya habis-habisan ketika anaknya berbuat yang tidak sesuai dengan keinginannya. <br />
<br />
Padahal, ada kaidah yang mengatakan, "Qubhunal 'iqab bila bayan." Adalah buruk menyiksa (menghukum) tanpa memberi penjelasan.<br />
<br />
Menghukum dengan memberi penjelasan bukan berarti memukuli atau membentak-bentak sambil menyanyikan lagu cercaan,</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">"Bodoh itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Awas, kalau kamu melakukan lagi,<br />
Saya jewer kamu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Ayo, kamu ulangi lagi nggak? </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Awas kau anti!</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Kalau kamu lakukan lagi, saya lempar kamu."<br />
<br />
Menghukum dengan memberi penjelasan berarti, kita menunjukkan kepada anak apa yang baik, apa yang<br />
sepatutnya dilakukan, dan sesudahnya menunjukkan apa yang tidak baik untuk dikerjakan. Kita tunjukkan<br />
kepada anak konsekuensinya jika anak mengerjakan yang buruk dan salah. Atau, kita jelaskan kepada anak dengan cara yang lembut dan tegas kesalahan yang baru saja ia lakukan. <br />
<br />
Sikap yang reaktif atau bahkan impulsif dalam menghukum anak akan menjadikan anak belajar menganggap kekerasan sebagai hal yang biasa. Tidak menakutkan. Mereka tidak lagi merasa takut mendapat hukuman orangtua, asal keinginannya terpenuhi. Alhasil, jika Anda sering sekali memarahi anak -apalagi kalau sulit ditebak apa yang membuat Anda memarahinya- jangan salahkan siapa-siapa kalau anak menganggap Anda sebagai macan kertas. Jangan kaget kalau ibunya marah-marah, tetapi anaknya yang kelas empat SD berkata, "Tuh, ibu lagi kumat."<br />
<br />
Sekalipun memarahi dengan cara ini memang bisa menghentikan perilaku negatif anak, tetapi bukan karena sadar. Anak berhenti melakukan semata-mata karena takut kepada orangtua. Sewaktu-waktu ketakutan itu memudar, atau merasa tak terjangkau oleh pengawasan dan kemarahan orangtua, atau pun merasa sudah punya kekuatan untuk berkata tidak, anak tidak lagi patuh kepada orangtua. Sebaliknya, anak bahkan bisa melawan orangtua. <br />
<br />
Itulah sebabnya kenapa sebagian anak begitu patuh pada orangtua saat mereka kanak-kanak, tetapi berubah menjadi penentang saat remaja. Ada pula yang tetap menjaga kepatuhan sampai masa remaja, tetapi hanya di hadapan orangtua atau berada dalam jangkauan pengawasan orangtua.<br />
<br />
Jika ini terjadi pada anak-anak kita, saya tidak dapat membayangkan bagaimana nasib kita di akhirat kelak. Jangankan di akhirat, ketika uban belum memenuhi kepala pun kita sudah bisa sangat kerepotan. Kita tidak pernah bisa istirahat, meski cuma sejenak. Kita dipaksa mengawasi mereka terus-menerus, padahal kita tidak akan pernah punya kesanggupan untuk mengawasi mereka secara benar-benar sempurna. <br />
<br />
Karenanya, marilah kita memohon kepada Allah penjagaan atas hati dan iman anak-anak kita. Sesungguhnya, sebaik-baik penjaga adalah Allah 'Azza wa Jalla. Selebihnya, marilah kita ingat pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari:<br />
<br />
Seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">"Ya Rasul Allah, berpesanlah kepadaku." <br />
Nabi saw berpesan, "Laa taghdhab! Jangan marah." <br />
Laki-laki itu bertanya berulang-ulang, tetapi Nabi saw tetap berpesan berulang kali pula, "Laa taghdhab!<br />
Jangan marah." (HR. Bukhari).<br />
<br />
Ya, jangan marah. Tetapi alangkah sulitnya menahan marah bila hati sedang keruh dan pikiran sedang rusuh. Lebih-lebih jika tak ada keteduhan jiwa antara suami dan istri lantaran kurangnya syukur atau banyaknya keluh kesah. Atau boleh jadi keadaan itu tidak terjadi di rumah kita, tetapi kita masih sulit mengelola emosi sehingga mudah melampiaskan kemarahan secara berapi-api. Dan inilah yang dirasakan oleh banyak orangtua. Mereka sebenarnya ingin menjadi orangtua yang paling lembut, paling sayang dan paling bijak kepada anaknya. Mereka tidak ingin kasar dan bertindak secara tergesa-gesa, tetapi masih saja sering melakukan kegagalan. <br />
<br />
Dalam kasus yang terakhir ini, kerjasama antara suami dan istri sangat penting peranannya. Mereka perlu saling mengingatkan dan saling menyadari keterbatasan.<br />
<br />
Berkenaan dengan mengingatkan, ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan. <br />
<br />
<span id="goog_234189555"></span>1. Ingatkanlah kekeliruan yang dilakukannya saat ini tanpa memojokkan. Tanpa menyalahkan. Teguran yang disampaikan dengan baik dan lembut akan lebih mudah diterima. Seperti sore itu, istri saya memberi teguran dengan empatik tanpa suara yang meninggi, sehingga saya segera menyadari kekeliruan atas tindakan saya kepada anak. <br />
<br />
<span id="goog_234189556"></span>2. Terimalah teguran itu dengan lapang. Bukan sebagai ancaman atau serangan terhadap harga diri. Sebaik dan selembut apa pun nasehat yang diberikan, tapi kalau kita menerimanya dengan penuh kecurigaan ("Tumben, kok dia bicara seperti itu."), menganggapnya sebagai serangan terhadap harga diri ("Kok sepertinya cuma saya yang bersalah, padahal dia juga melakukan banyak kesalahan."), apalagi kita tanggapi dengan serangan balik ("Apa kamu merasa tidak pernah melakukan kesalahan?"), maka seluruh upaya yang baik itu akan sia-sia. <br />
<br />
Komunikasi akan macet dan saling pengertian tidak tercapai. Boleh jadi, ini akan memicu komunikasi yang bernada saling menyerang dan memaksa. Inilah yang disebut coercive communication, salah satu penyebab utama pertengkaran dan perceraian.<br />
<br />
Masih tentang marah. Memarahi anak secara impulsif, tiba-tiba, dan tanpa berpikir jernih justru dapat membuat anak kebal hukuman. Ia tidak lagi takut terkena bentakan, cubitan atau bahkan pukulan yang paling keras sekalipun. Ia merasakannya sebagai ritme hidup yang harus dijalani dan karena itu tidak perlu dirisaukan lagi. Rasa dongkol dan sakit hati memang tetap ada, tetapi tidak membuat anak jera. <br />
<br />
Jika ini terjadi, kemarahan orangtua akan berkejar-kejaran dengan "kenakalan" anak. Orangtua marah sepanjang hari, berteriak setiap saat, dan mencubit tanpa henti; sementara anak akan tetap melakukan kenakalannya. Bahkan boleh jadi, anak akan berusaha melawan sebisa-bisanya.<br />
<br />
Keadaan ini akan lebih buruk lagi jika orangtua suka marah semata-mata karena mengikuti kata hatinya. Jadi benar tidaknya perbuatan anak, ditentukan oleh suasana hati orangtua. Hari ini satu perbuatan bisa disambut dengan senyuman, atau sekurang-kurangnya dibiarkan tanpa teguran, tetapi besok bisa tiba-tiba<br />
mendatangkan amarah yang menakutkan. Ini menyebabkan anak tidak bisa belajar mengambil keputusan yang baik. Sebaliknya, ia hanya mengikuti kemana angin bertiup atau belajar melawan. Ia tidak punya pendirian yang teguh, lemah, mudah terpengaruh atau sebaliknya, ia menjadi orang yang sangat keras kepala.<br />
<br />
Di sisi lain, tindakan kita yang secara reaktif memarahi anak bisa mematikan kreativitas dan potensi unggul anak. Saya pernah melakukan kesalahan. Dua orang anak saya mengambil cucian yang belum selesai dibilas, sehingga pekerjaan justru bertambah. Saya segera bertindak. Cucian itu saya ambil tanpa bertanya kepada anak. Meskipun tanpa memukul dan atau membentak, tetapi anak saya menampakkan tanda ingin berontak. Ia dongkol. Ketika itulah saya tersentak. Saya dekati mereka dan bertanya, </span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">"Cuciannya kenapa diambil, Nak?"<br />
"Aku mau bantu. Biar ibu nggak capek," kata Husain.<br />
"Aku hati-hati kok ngambilnya, Pak," kata Fathimah menambahkan, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">"Aku mau bantu Bapak."<br />
<br />
Ya... Allah, maksud yang baik tetapi saya sikapi dengan buruk. Dan alangkah sering kita melakukan yang<br />
demikian. Karenanya, begitu menyadari kekeliruan yang saya lakukan, saya segera meminta maaf sekaligus ucapan terima kasih kepada mereka. Sesudahnya, saya beri sedikit penjelasan. Bayangkan kalau kesalahan semacam itu terjadi setiap hari, betapa besar potensi kebaikan anak yang terkubur dalam-dalam sebelum sempat berkembang!<br />
<br />
Benarlah kata Rasulullah. Jangan marah! Jangan marah! Jangan marah! Boleh memarahi anak, tetapi bukan untuk memperturutkan emosi. Ini butuh usaha yang keras dan kesediaan saling mengingatkan<br />
antara suami dan istri.<br />
<br />
Nah, semoga Allah membaguskan akhlak kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Semoga Allah menjaga<br />
keturunan kita seluruhnya. <br />
<br />
Allahumma amin.<br />
<br />
sumber:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Mohammad Fauzil Adhim (Suara Hidayatullah)<br />
</span></div>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-83058205954087122702011-10-27T09:32:00.000+07:002011-10-27T09:32:59.572+07:00Jangan Menghina Buah Hati<div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><em><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Panggilan buruk kepada anak berdampak negatif bagi kepribadian dan jiwanya. Sudah saatnya, orangtua berhati-hati.</span></em></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">“ Aduh, anak saya ini lho, nakal sekali dan tidak bisa diatur.” <br />
“Anak bodoh, begitu saja tidak becus.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"> “Eh, kamu tidak mau dengar ya? Dasar anak bolot.” </span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">Petikan kalimat di atas sering kali meluncur dengan enaknya dari para orangtua. Kata-kata tak layak itu diungkapkan tanpa merasa berdosa dan menimbang-nimbang dampak negatifnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Setidaknya ada tiga tipe orangtua yang berkaitan dengan kalimat-kalimat tak pantas di atas. Tipe pertama adalah orangtua “sempurna” yang begitu susah menerima kesalahan atau kekurangan anak-anaknya. Lalu kalimat-kalimat negatif akan keluar dengan mudahnya. Tipe kedua, jenis orang tua yang memilih-milih moment untuk mengucapkan kalimat-kalimat tak pantas untuk anaknya. Dan tipe terakhir, orangtua-orangtua yang berpikiran positif dan selalu meliat hal positif dari anak-anaknya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><strong>Labeling dan Budaya</strong><br />
Labeling adalah sebuah proses memberikan predikat tertentu, baik pada manusia atau benda. Tapi mulai kini, berhati-hatilah para orangtua yang sering memberikan label pada anaknya. Menurut A Handbook for The Study of Mental Health, labelisasi yang diberikan pada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut. Jika label yang baik sih tak jadi masalah. Tapi bagaimana jika labelnya buruk?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Ketua Komnas Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, mengidentifikasi “labeling buruk” pada anak sebagai salah satu bentuk kekerasan verbal yang dilakukan orangtua. Menurut Seto, pola asuh orangtua yang salah terhadap anak disebabkan karena faktor budaya. Kasus orangtua memojokkan anak dengan kata-kata yang tidak beretika muncul dari budaya sudut pandang orangtua yang keliru. “Orangtua yang tak bijak sering beranggapan bahwa anak itu boleh diperlakukan sewenang-wenang. Orangtua selalu benar sedangkan anak selalu salah. Lalu tindakan kekerasan terhadap anak adalah wajar, bahkan suatu keharusan. Anehnya, orangtua kerap melakukan pembenaran atas kebrutalannya dengan dalih, anak harus diberi ketegasan. Semua itu keliru dan tidak pada tempatnya,” Seto menyayangkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Seto Mulyadi yang dikenal sebagai pakar psikologi anak ini mengatakan, labeling buruk sangat berdampak negatif bagi perkembangan jiwa anak. Apalagi bila labeling itu dalam bentuk yang negatif, seperti melabelkan anak dengan perilaku bandel, bodoh, biang kerok dan sebagainya. Seyogyanya kebiasaan-kebiasaan buruk ini dihentikan orangtua. Sebab kalau tidak, labeling akan menjadi sugesti bagi anak untuk mensifati label-label buruk yang dilekatkan kepadanya itu. Seorang anak bisa saja menghentikan perbuatan baiknya manakala ia mengingat-ingat label yang dilekatkan kepadanya, seperti ungkapan seorang anak, “Kata mama, saya nakal dan bodoh.”</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Dr. Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto ini mengingatkan, dalam teori labeling itu ada satu pemikiran mendasar yang akan berpengaruh di kemudian hari. “Seseorang yang diberi label sebagai seseorang yang devian (menyimpang, red) dan diperlakukan seperti orang devian akan menjadi devian.”</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Anak yang diberi label negatif, lalu mengiyakan label tersebut bagi dirinya dan cenderung bertindak sesuai dengan label yang melekat padanya. Dengan ia bertindak sesuai labelnya, orang akan memperlakukan dia juga sesuai labelnya. Hal ini menjadi siklus melingkar yang berulang-ulang dan semakin saling menguatkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Mohammad Fauzil Adhim, pemerhati masalah anak dan keluarga melihat, dalam kasus ini ada faktor ketidaksiapan menjadi orangtua. “Terkadang pendidikan seseorang itu tidak menjamin dia untuk siap memposisikan diri sebagai orangtua. Orang yang berpendidikan tinggi sekali pun, kalau tidak siap menjadi orangtua, dia bisa terjebak pada kasus ini,” papar Mohammad Fauzil Adhim yang banyak menulis buku tentang anak dan keluarga ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Merasa diri berharga dan dicintai adalah hal penting bagi tumbuh kembang kepribadian dan jiwa anak. Dan perasaan ini bisa didapatkan dari respon orang-orang sekitarnya, terutama orang terdekatnya, orangtua. Jika respon orangtua positif, tentunya tidak perlu dicemaskan akibatnya. Tetapi, adakalanya sebagai orangtua, tidak dapat menahan diri sehingga memberikan respon-respon negatif seputar perilaku anak. Walau pun sesungguhnya orangtua tidak bermaksud buruk. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tapi tidak selamanya proses labeling itu buruk. Mohammad Fauzil Adhim menjelaskan, bila label itu dilekatkan dengan sifat-sifat positif, maka hasilnya juga akan positif. itu jauh lebih baik. “Sejak awal kelahiran (bayi), labeling baik itu harus sudah dilakukan dengan cara memberikan nama yang baik buat anak, bahkan jauh sebelum anak itu lahir,” ujarnya. Fauzil Adhim mengimbau, sudah saatnya orangtua itu sadar akan posisinya sebagai pengasuh, pengayom, pendidik, dan pelindung bagi buah hati. </span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Tentang yang satu ini, Kak Seto menambahkan, “Bila orangtua menginginkan anaknya tumbuh normal dan sehat dari sisi kejiwaannya, hendaknya ia mengubah paradigmanya yang keliru. Anak harus dihargai dan dilindungi dari tindak kekerasan, baik kekerasan dalam bentuk fisik maupun verbal. Anak pun sama dengan orangtua. Ia mempunyai hak dan martabat. Hentikanlah budaya otoriter dalam mendidik anak.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Pemerhati masalah perkembangan anak yang lain, Dra. Rahmita Pratama, dari Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia mengingatkan, agar orangtua selalu berusaha bersikap arif pada anak mereka. “Memang dalam kondisi tertentu adakalanya orangtua sudah tidak sabar. Jika kesabaran sudah diambang batas, sebelum kata-kata negatif keluar, ada baiknya orangtua menarik diri sementara dari anak,” saran Rahmita.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Selain itu, Rahmita menekankan arti pentingnya orangtua memperhatikan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan anak. Orangtua harus bertuturkata lemah lembut. Ada pepatah, anak itu laksana kertas putih. Orangtua yang akan mewarnainya. Karenanya, orangtua harus berhati-hati dan mempertimbangkan segala ucapannya di hadapan anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Karena anak laksana kertas yang putih, maka tak satupun orangtua rela kertas putih itu coreng moreng tak keruan rupa. Meski kadang lupa, hakikatnya setiap orangtua ingin menghiasa kertas putih dengan tinta dan huruf-huruf emas di atasnya. Jangan terlambat, mulai sekarang juga.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><br />
<span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em>sumber:</em></span><br />
<span style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><em>Ikhwan Fauzi</em></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-74433451166306161102011-10-25T13:50:00.000+07:002011-10-25T13:50:17.638+07:00Astagfirullah!! Misionaris Mobil Pintar itu Akan 'Baptis' Siswa SDN Bekasi<span class="fullpost"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-N2FYMi0JWaQ/TqZW_xUtI5I/AAAAAAAAAT0/1ceKZZFdSPA/s1600/%2521cid_image008_jpg%254001CC8F7B.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="209" ida="true" src="http://2.bp.blogspot.com/-N2FYMi0JWaQ/TqZW_xUtI5I/AAAAAAAAAT0/1ceKZZFdSPA/s320/%2521cid_image008_jpg%254001CC8F7B.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>BEKASI (voa-islam.com) –</strong> Setelah mengelabui pihak sekolah dengan kedok edukasi Mobil Pintar, para misionaris berusaha memasukkan doktrin Kristen kepada siswa-siswi SD Negeri 05 Mangunjaya Tambun, Bekasi. Beruntung, kesigapan guru SD menyelamatkan akidah siswa dari misi kristenisasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mulanya, Jum’at (30/9/2011), Lina, aktivis Kristen yang mengaku dari Mobil Pintar mendatangi kepala sekolah SDN Mangunjaya 05, menawarkan program edukasi dan movitasi cuma-cuma kepada siswa. Lina menjamin bahwa tak ada misi agama apapun dalam program tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Mereka datang ke sini menawarkan program edukasi. Pihak sekolah bertanya, ‘Ini ada misi tidak?’ Mereka menegaskan bahwa tidak ada misi apapun. 'Kami tidak membawa misi apapun. Kami adalah Mobil Pintar yang jelas-jelas mencerdaskan generasi Indonesia untuk berpikir kritis dan melakukan perubahan di Indonesia,'” papar Rahma, guru kelas 3 kepada voa-islam.com, Kamis (13/10/2011).</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah disepakati, maka pada hari Kamis, (6/10/2011) lima belas orang Tim Mobil Pintar menggelar acara edukasi di SDN Mangunjaya 05. Rombongan ini datang dalam tiga mobil, antara lain: Mobil Pintar minibus B 7004 KJA, mobil Elf B 7001 KDA dan sedan B 2947 VP.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Wnr_HkXUah0/TqZZAlfxrAI/AAAAAAAAAT8/pIJcjd6-86c/s1600/%2521cid_image006_jpg%254001CC8F7B.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" ida="true" src="http://3.bp.blogspot.com/-Wnr_HkXUah0/TqZZAlfxrAI/AAAAAAAAAT8/pIJcjd6-86c/s320/%2521cid_image006_jpg%254001CC8F7B.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Uniknya, jelas Rahma, Tim Mobil Pintar itu minta guru-guru SD keluar ruangan, lalu menutup pintu. Mereka tidak mau ada guru yang mendampingi siswa-siswi di kelas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tepat jam 11.00, giliran ke kelas 3 yang akan dimasuki Tim Mobil Pintar. Sebagai guru kelas, Rahma menanyakan detil acara yang akan dilangsungkan. Berta, seorang petugas dari Mobil Pintar menjawab bahwa acaranya hanya sekedar motivasi. Rahma pun minta agar dirinya mendampingi murid-muridnya dalam acara tersebut, tapi Berta ngotot tidak mau didampingi guru SD.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak kalah keras, Rahma bersikukuh harus mendampingi murid-muridnya. “Sebagai guru saya harus mendampingi murid-murid saya. Pokoknya saya harus tahu, saya harus di ruangan,” tegasnya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Karena dalam pemaparannya Berta mengarahkan ke doktrin Kristen, maka dengan tegas Rahma minta agar acara dihentikan. “Konsep agama dia beda dengan ajaran Islam tentang taubat, istigfar dan amal shalih,” jelas Rahma.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berta terus saja menjelaskan bahwa setiap orang punya dosa dan tidak bisa membersihkan diri dari dosa kecuali dengan air kehidupan. “Diri kalian akan berubah menjadi sesuatu yang baru apabila di dalam darah kalian mengalir air kehidupan,” ujar Rahma menirukan.</div><div style="text-align: justify;">Sejurus kemudian Berta minta anak-anak angkat tangan ke depan dan menuntut untuk berbaiat, “Saya berjanji untuk berubah dengan air kehidupan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rahma pun hilang kesabaran, spontan berteriak, “Ini pembaptisan!” Ia bereaksi keras menolak. Maka seluruh acara distop. Berta dan teman-temannya marah dan protes. “Ibu, kami akui kami semuanya Kristen, tapi acara ini sama sekali tidak ke arah itu. Ibu menuduh kami!”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rahma balik membentak, “Tapi arah ke situ kami sudah tahu. Kalian bisa membodohi dan membohongi murid-murid kami, tapi kami tidak. Kami dari pihak sekolah memutuskan stop acara ini!” ketusnya. Tak surut akal, para misionaris dari Mobil Pintar itu mengambil tas milik siswa, ditukar dengan tas bercorak Kristen. “Tas anak-anak diambil, diganti dengan tas label-label Kristen yang di dalamnya ada salib,” ujar Rahma.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tas yang dibagikan kepada siswa-siswi itu bertuliskan ayat Alkitab (Bibel): <em>“Tuhanlah yang memberikan Hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Hikmat dan pengertian ada padaku”</em> (Amsal 2:6).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari insiden tersebut, Rahma berharap agar pemerintah mengusut dan menindak tegas oknum misionaris yang memperalat Mobil Pintar sebagai alat pemurtadan. “Anggota DPRD komisi D dan Ketua Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi sudah berjanji akan melakukan investigasi langsung ke sini, tapi sampai sekarang sudah sepekan, belum ada kabar lagi,” pungkasnya.</div>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-50580853246030603032011-10-25T13:16:00.000+07:002011-10-25T13:16:21.883+07:00Gawat, Kristenisasi Berkedok Mobil Pintar Juga Bidik SD Islam Bekasi<span class="fullpost"> <div style="text-align: justify;"><strong>BEKASI (voa-islam.com) –</strong> Tak hanya siswa SD Negeri Bekasi yang jadi target pemurtadan. Misionaris berkedok juga bidik siswa SD Islam Bekasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-GgXqxepg8zo/TqZKc5ztaaI/AAAAAAAAATk/ksMGemp06Co/s1600/%2521cid_image002_jpg%254001CC8F7B.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="211" ida="true" src="http://1.bp.blogspot.com/-GgXqxepg8zo/TqZKc5ztaaI/AAAAAAAAATk/ksMGemp06Co/s320/%2521cid_image002_jpg%254001CC8F7B.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Setelah gagal memperdaya ribuan siswa-siswi SD Negeri Mangunjaya Tambun Bekasi, misionaris berkedok Mobil Pintar mengalihkan bidikannya ke sekolah Islam. Jurusnya pun sama, mengelabui pihak sekolah dengan tipuan edukasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beruntung, kewaspadaan sekolah Islam yang ekstra ketat tak dapat ditembus. Para misionaris tak bisa berbuat banyak dalam aksinya di SD Islam Al-Hikmah Bekasi, Kamis (13/10/2011).</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mulanya, Lina dari Mobil Pintar mendatangi Kepala Sekolah Dasar Islam Al-Hikmah Mangunjaya, menawarkan program edukasi dan motivasi belajar siswa. Karena menarik dan murni edukasi, maka pihak sekolah mempersilakan Tim Mobil Pintar menggelar acara edukasi dan motivasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Akhir September ada dua orang dari Mobil Pintar milik Bu Ani Yudhoyono. Mereka menyatakan ingin memberikan motivasi belajar kepada siswa, bahwa belajar itu tidak harus di kelas, tapi bisa juga di tempat terbuka,” jelas Maya Chairatika, kepala sekolah SD Islam Al-Hikmah kepada voa-islam.com, Kamis Siang (13/10/2011).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesuai kesepakatan, maka digelarlah acara edukasi Kamis kemarin (13/10/2011) dari jam 8.15 sampai 9.30. Karena melibatkan banyak orang maka pihak sekolah memilih masjid Al-Hikmah dan satu ruangan kelas sebagai tempat edukasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tim Mobil Pintar memutar film pendek tentang motivasi anak. “Anehnya, film barat itu bercerita tentang tentara Amerika, bahwa tentara Amerika tidak ada yang kulit hitam. Dalam motivasi dan yel-yel yang diajarkan pun gak ada bahasa Islamnya,” ujar Maya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di SD Islam ini, para misionaris Mobil Pintar itu tak bisa berbuat bebas seperti di SD Negeri Manjunjaya 01 & 05. Sebelum acara dimulai, pihak sekolah Al-Hikmah mengancam agar tidak ada misi kristenisasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika acara berlangsung, seluruh guru dan kepala sekolah pun mendampingi murid-murid dan mengawasi gerak-gerik Tim Mobil Pintar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di hadapan pengawasan kepala sekolah dan dewan guru, para misionaris itu tak bisa menciprati air kepada siswa, dan tak bisa melantunkan puji-pujian kristiani dalam nama Yesus seperti yang dilakukan di SD Negeri.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-QjlKxiJZiNs/TqZSSldqiiI/AAAAAAAAATs/fTMixI6Tgo4/s1600/%2521cid_image003_jpg%254001CC8F7B.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; cssfloat: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" ida="true" src="http://2.bp.blogspot.com/-QjlKxiJZiNs/TqZSSldqiiI/AAAAAAAAATs/fTMixI6Tgo4/s200/%2521cid_image003_jpg%254001CC8F7B.jpg" width="153" /></a>Namun acara jadi agak heboh dan ribut ketika di akhir acara mereka membagikan tas bercorak Kristen yang memuat ayat Bibel Kitab Amsal 2:6) “Tuhanlah yang memberikan Hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Hikmat dan pengertian ada padaku.”</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><br />
</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;">Tak ambil pusing, tas beraneka warna itu digunting dan dibakar. Dengan insiden ini, Maya berjanji akan menginformasikan misi Mobil Pintar kepada sekolah-sekolah Islam lainnya.</div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Kita ambil hikmahnya saja. Nanti insya Allah saya informasikan kepada sekolah-sekolah Islam lainnya agar mewaspadai misi Mobil Pintar yang disalahgunakan untuk misi. Waspadai dan jangan kecolongan,” pungkasnya.</div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-8215632568211380382011-10-21T14:20:00.000+07:002011-10-21T14:20:32.852+07:00Rasulullah dan seorang yahudi pengemis buta<span class="fullpost"> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-NipEBtZWSgg/TqEdE1IUjlI/AAAAAAAAATQ/tPgamuQUnyc/s1600/gurun.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="239" rda="true" src="http://3.bp.blogspot.com/-NipEBtZWSgg/TqEdE1IUjlI/AAAAAAAAATQ/tPgamuQUnyc/s320/gurun.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah saw mendatanginya dengan membawakan makanan. Tanpa berucap sepatah kata pun, Rasulullah menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu, sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah Muhammad—orang yang selalu ia caci maki dan sumpah serapahi. Rasulullah saw melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah wafatnya Rasulullah saw praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu hari Abubakar berkunjung ke rumah anaknya Aisyah, yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah. Ia bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan Rasulullah yang belum aku kerjakan?" Aisyah menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja."</div><div style="text-align: justify;">“Apakah Itu?" tanya Abubakar penasaran. Ia kaget juga karena merasa sudah mengetahui bagaimana kebiasaan Rasulullah semasa hidupnya.</div><div style="text-align: justify;">"Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana," kata Aisyah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?"</div><div style="text-align: justify;">Abubakar menjawab, "Aku orang yang biasa."</div><div style="text-align: justify;">"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu dengan ketus "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku."</div><div style="text-align: justify;">Abubakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seketika itu juga kaget pengemis itu. Ia pun menangis mendengar penjelasan Abubakar, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... " Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar saat itu juga dan sejak hari itu menjadi Muslim. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="wlmailhtml:{3A3AEA0E-CB00-4003-9475-92BD7B2F7331}mid://00000062/!x-usc:http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/rasulullah-dan-seorang-pengemis-yahudi-buta.htm">http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/rasulullah-dan-seorang-pengemis-yahudi-buta.htm</a></div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-48749488728335743562011-10-21T07:56:00.002+07:002011-10-21T07:56:42.674+07:00Segenggam Gundah<span class="fullpost"> <div class="post-body entry-content">Untuk para Ayah dan calon Ayah...<br />
fyi (frwd-an dari seorang Ayah)<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE9ywTFZmc_OvDDzP9NW45KVqBQps9wb7XwF6F6nR0NqRSsp9PPi4DTRd84RMXPPInKtYBNuZFPBHCTs8yUwR0Z7OjnMT0B3P76y75Pyja_qM24jGjeQWdXkgdAzCvJMfLziEWwVP898Hk/s1600/ayah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" closure_uid_y7mcab="3" kca="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE9ywTFZmc_OvDDzP9NW45KVqBQps9wb7XwF6F6nR0NqRSsp9PPi4DTRd84RMXPPInKtYBNuZFPBHCTs8yUwR0Z7OjnMT0B3P76y75Pyja_qM24jGjeQWdXkgdAzCvJMfLziEWwVP898Hk/s1600/ayah.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pagi tadi sewaktu berangkat menuju kantor, saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya, dan melihat seorang istri mengantar suaminya sampai pagar depan rumah. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Yah, beras sudah habis loh...," ujar istrinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suaminya hanya tersenyum dan bersiap melangkah, namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ayaaaah, besok Agus harus bayar uang praktek."</div><div style="text-align: justify;">"Iyaa...," jawab sang Ayah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Getir terdengar di telinga saya, apalah lagi bagi lelaki itu, saya bisa menduga langkahnya ketempat tugas semakin berat. Banyak para Ayah setiap pagi membawa serta gundah mereka, mengiringi setiap langkah hingga ke kantor. Keluhan isteri tentang uang belanja yang sudah habis, bayaran sekolah anak yang tertunggak sejak bulan lalu, susu si kecil yang tersisa di sendok terakhir, bayar tagihan listrik, hutang di warung tetangga yang mulai sering mengganggu tidur, dan segunung gundah lain yang kerap membuatnya terlamun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tidak sedikit Ayah yang tangguh yang ingin membuat isterinya tersenyum, meyakinkan anak-anaknya tenang dengan satu kalimat, "Iya, nanti semua Ayah bereskan," meski dadanya bergemuruh kencang dan otaknya berputar mencari jalan untuk janjinya membereskan semua gundah yang ia genggam.</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMU0lYKSRcyb2ooYCR5wj3c4WXPYjp8LID9_L5ov4mkiICs46q7OqLDxZbQuIAMfDXO4bL-Veq89hdG7HKOyZFEbxHXWdSMmtA_mecrOVWb4XPG7lARqofviYkWo9MKYUfBzNs7AZuG_Zx/s1600/imagesCAE5EDZ2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" closure_uid_y7mcab="4" kca="true" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMU0lYKSRcyb2ooYCR5wj3c4WXPYjp8LID9_L5ov4mkiICs46q7OqLDxZbQuIAMfDXO4bL-Veq89hdG7HKOyZFEbxHXWdSMmtA_mecrOVWb4XPG7lARqofviYkWo9MKYUfBzNs7AZuG_Zx/s1600/imagesCAE5EDZ2.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Maka sejarah pun berlangsung, banyak para Ayah yang berakhir di tali gantungan tak kuat menahan beban ekonomi yang semakin menjerat cekat lehernya. Baginya, tali gantungan tak bedanya dengan jeratan hutang dan rengekan keluarga yang tak pernah bisa ia sanggupi. Sama-sama menjerat, bedanya tali gantungan menjerat lebih cepat dan tidak perlahan-lahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tidak sedikit para Ayah yang membiarkan tangannya berlumurah darah sambil menggenggam sebilan pisau mengorbankan hak orang lain demi menuntaskan gundahnya. Walau akhirnya ia pun harus berakhir di dalam penjara. Yang pasti, tak henti tangis bayi di rumahnya, karena susu yang dijanjikan sang Ayah tak pernah terbeli.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak jarang para Ayah yang terpaksa menggadaikan keimanannya, menipu rekan sekantor, mendustai atasan dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang di balik meja teman sekerja. Isteri dan anak-anaknya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya dari mana uang yang di dapat sang Ayah. Halalkah? </div><br />
<blockquote></blockquote><blockquote><strong><span style="font-size: large;">Karena yang penting terendam sudah gundah hari itu.</span></strong></blockquote>Teramat banyak para isteri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan Ayahnya, hingga larut yang ditunggu tak juga kembali. Sementara jauh disana, lelaki yang isteri dan anak-anaknya setia menunggu itu telah babak belur tak berkutik, hancur meregang nyawa, menahan sisa-sisa nafas terakhir setelah dihajar massa yang geram oleh aksi pencopetan yang dilakukannya. Sekali lagi, ada yang rela menanggung resiko ini demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan.<br />
<br />
Sungguh, diantara sekian banyak Ayah itu, saya teramat salut dengan sebagian Ayah lain yang tetap sabar menggenggam gundahnya, membawanya kembali ke rumah, menyertakannya dalam mimpi, mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di pertengahan malam, hingga membawanya kembali bersama pagi.<br />
<br />
Berharap ada rezeki yang Tuhan berikan hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang masih ia genggam. Ayah yang ini masih percaya bahwa Tuhan takkan membiarkan hamba-NYA berada dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah usai.<br />
<br />
Para Ayah ini, yang akan menyelesaikan semua gundahnya tanpa harus menciptakan gundah baru bagi keluarganya. Karena ia takkan menuntaskan gundahnya dengan tali gantungan, atau dengan tangan berlumur darah, atau berakhir di balik jeruji pengap, atau bahkan membiarkan seseorang tak dikenal membawa kabar buruk tentang dirinya yang hangus dibakar massa setelah tertangkap basah mencopet.<br />
<br />
Dan saya, sebagai Ayah akan tetap menggengam gundah saya dengan senyum. Saya pun yakin, Tuhan suka terhadap orang-orang yang tersenyum dan ringan melangkah di balik semua keluh dan gundahnya.<br />
<br />
Semoga.....!!</div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-51054668564503876242011-10-21T07:43:00.000+07:002011-10-21T07:43:16.536+07:00Cinta Suamiku<span class="fullpost"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia", "serif"; line-height: 140%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :<br />
<br />
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.<br />
<br />
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia", "serif"; line-height: 140%;"><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.<br />
<br />
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.<br />
<br />
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.<br />
<br />
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.<br />
<br />
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.<br />
<br />
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.<br />
<br />
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.<br />
<br />
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.<br />
<br />
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”<br />
<br />
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.<br />
<br />
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.<br />
<br />
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.<br />
<br />
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.<br />
<br />
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.<br />
<br />
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.<br />
<br />
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.<br />
<br />
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjaku kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.<br />
<br />
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.<br />
<br />
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.<br />
<br />
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.<br />
<br />
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.<br />
<br />
Istriku Liliana tersayang,<br />
<br />
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.<br />
<br />
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.<br />
<br />
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.<br />
<br />
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!<br />
<br />
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.<br />
<br />
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.<br />
<br />
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.<br />
<br />
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”<br />
<br />
Semoga peristiwa di bawah ini </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><i>membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang sudah kita miliki.</i></b><br />
</span></span><span style="color: black; font-family: "Georgia", "serif"; line-height: 140%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penulis: <b>Anggia Krisnina</b><br />
<i><a href="wlmailhtml:{3A3AEA0E-CB00-4003-9475-92BD7B2F7331}mid://00000009/!x-usc:mailto:anggiakrisnina@yahoo.com"><b><span style="color: #000099; text-decoration: none;">anggiakrisnina@yahoo.com</span></b></a> </i></span></span></div></span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-5655148377178963832011-10-21T07:33:00.000+07:002011-10-21T07:33:37.384+07:00Maksiat...?! Penuhi dulu syaratnya...!<div align="justify"><span class="fullpost" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrohim bin Ad-ham. Ia mengatakan..</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span class="fullpost" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Wahai Abu Ishaq (panggilan kesayangan Ibrohim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa nafsuku, maka ku mohon berikan aku nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan hatiku".</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Maka Ibrohim mengatakan..</span><span style="font-family: Arial;">"Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini, maka kemaksiatan tidak lagi membahayakanmu, dan kenikmatan tidak lagi menjerumuskanmu".</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Lelaki itu mengatakan..</span><span style="font-family: Arial;">"Wahai Abu Ishaq, sebutkan lima perkara itu!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim mengatakan...</span><span style="font-family: Arial;">"Yang pertama, jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Allah Azza Wajall, maka janganlah makan dari rizki-NYA..!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Maka lelaki itu mengatakan..</span><span style="font-family: Arial;">"Lantas dari mana aku makan, sedang semua yang ada di bumi ini termasuk rizki-NYA?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim menimpali..</span><span style="font-family: Arial;">"Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-NYA, lalu kamu melakukan maksiat pada-NYA?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Lelaki itu mengatakan.."Tentunya tidak, sebutkanlah yang kedua..!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim mengatakan.."Jika kamu ingin bermaksiat pada-NYA, maka jangan menempati negeri milik_NYA!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Maka lelaki itu mengatakan.."Ini malah lebih berat dari yang pertama. Jika semua negeri dari timur sampai barat itu milik-NYA, lantas dimana aku akan bertempat?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim menimpali.."Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-NYA dan menempati negeri milik-NYA, lalu kamu melakukan maksiat pada-NYA?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Lelaki itu mengatakan.."Tentunya tidak, sebutkanlah yang ketiga!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim mengatakan.."Jika kamu ingin bermaksiat pada-NYA, sedang kamu mendapat rizki dari NYA dan menempati negeri milik-NYA, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat oleh-NYA, lalu lakukanlah maksiat di tempat itu."</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Maka lelaki itu mengatakan.."Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang DIA bisa melihat apapun yang tersembunyi..?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim menimpali..."Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-NYA, dan menempati negeri milik-NYA, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-NYA padahal DIA melihatmu dan semua gerak-gerikmu?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Lelaki itu menjawab.."Tentunya tidak. Sebutkanlah yang keempat!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim mengatakan.."Jika nanti datang Malaikat kematian untuk mencabut nyawamu, maka katakan padanya "Tangguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha dan melakukan amalan-amalan yang baik."</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Maka lelaki itu mengatakan..."Ia tak kan menuruti permintaanku."</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim menimpali..."Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu bahwa jika datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana kamu akan menyelamatkan diri?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Lelaki itu mengatakan..."Sebutkanlah yang kelima!"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim mengatakan.."Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka, maka jangan mau pergi bersamanya."</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Lelaki itu mengatakan..."Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku.."</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Ibrohim menimpali..."Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?"</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Maka lelaki itu mengatakan.."Wahai Ibrohim, cukup...cukup. Aku sekarang mohon ampun dan bertaubat kepada-NYA."</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrohim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan keduanya.</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><span style="font-family: Arial;">(Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi, hal:285-286)</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><br />
</div>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-86957116783975601912011-10-19T16:02:00.008+07:002011-10-20T10:05:45.376+07:00PERUT, PUSAT KESEHATAN KITA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Zp1d1O7HuSo/Tp6T-aLPvII/AAAAAAAAASA/Ja1COaZlgQY/s1600/ndol.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="285" rda="true" src="http://4.bp.blogspot.com/-Zp1d1O7HuSo/Tp6T-aLPvII/AAAAAAAAASA/Ja1COaZlgQY/s400/ndol.jpg" width="400" /></a></div><span class="fullpost">Bagaikan mesin giling, semua yang masuk dalam perut, entah itu keras atau lunak, cair atau padat, panas atau dingin...akan diproses secara otomatis. Hasil dari proses tersebut adalah sari pati makanan untuk setiap sel dalam tubuh kita, dari rambut di kepala, otak, mata..hingga jantung, ginjal..sampai ke kuku jari kaki. Jika makanan itu baik, semua organ tubuh kita sehat. Sebaliknya, jika makanan itu mengandung unsur buruk, kesehatan kita bisa terganggu.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: magenta;">MASALAHNYA,</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari banyak yang mengandung berbagai bahan kimia sintetis. Ada pengawet, pemanis, penyedap rasa, aroma buah dan pewarna. Lingkungan kita juga banyak terpapar kuman patogen penyebab penyakit dan bahan pencemar lain. Pertanian, peternakan, perikanan juga memakai pupuk, obat hama dan pakan kimia sintetis. Masih ada kolesterol, lemak jahat yang sulit dihindari karena enak rasanya. Juga antibiotik dan obat-obatan sintetis lainnya. Akibatnya organ tubuh kita terancam mengalami gangguan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: orange;">JANGAN SAMPAI,</span></strong> </div><div style="text-align: justify;">Tubuh kita tergeletak tak berdaya di bangsal putih Rumah Sakit. Akibat dari bertumpuknya zat buruk dalam tubuh kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: lime;">UNTUNGNYA, </span></strong></div><div style="text-align: justify;">Ada makluk super kecil yang bisa membantu kita mengatasi hal buruk tersebut, yaitu probiotik, bakteri yang bermanfaat bagi tempat hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: purple;">ENAKNYA, </span></strong></div><div style="text-align: justify;">Tidak perlu bersusah payah mencarinya. Karena sudah ada <span style="color: yellow; font-size: large;"><em>BIO TERRA</em></span>. <span style="font-size: small;">Produk unik yang menggabungkan bahan alami dengan teknologi bakteri modern.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: yellow; font-size: large;"><em>BIO TERRA </em></span><span style="font-size: small;">adalah hasil fermentasi air kelapa, dengan ramuan herbal, probiotik, kultur bakteri penyeimbang serta nutrisi khusus untuk berkembangnya bakteri bermanfaat dalam tubuh.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-66819374269670174102011-07-20T07:34:00.001+07:002011-10-19T14:14:56.320+07:00Akhirnya bisa nyobain Google +<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-x-kwOrSMDUk/TiYb0AZxdlI/AAAAAAAAAKE/7dYURHCtOgI/s1600/google%2Bplus%2Blogo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="204" src="http://2.bp.blogspot.com/-x-kwOrSMDUk/TiYb0AZxdlI/AAAAAAAAAKE/7dYURHCtOgI/s320/google%2Bplus%2Blogo.jpg" width="204" /></a></div><br />
Semenjak diluncurkannya Google + pertama kali, dan informasi mengenai feature apa saja yang ada didalamnya membuatku penasaran untuk dapat segera mencoba dan mengutak atik seluruh isi kandungannya (Halah kayak ibu-ibu aja pake kandungan segala, he..). Namun nampaknya keinginanku untuk dapat segera mewujudkan hasrat menjajal Google + nampaknya hanya menghasilkan garuk-garuk kepala saja. Pasalnya untuk dapat menggunakan fasilitas Google + ternyata hanya bisa diperoleh jika kita mendapatkan undangan dari seseorang yang memang sudah menjadi bagian dari Google + itu sendiri. Jadi pertanyaannya sekarang adalah "Siapa yang akan mengundangku?" <span class="fullpost">Ternyata tak hanya aku yang mengalami kebuntuan untuk mendapatkan sekedar undangan dari seseorang agar dapat mencoba social networking yang satu ini. Temanku pun mengalaminya, padahal dalam networkingnya sudah ada tawaran dari temannya yang memang telah tergabung dalam komunitas Google +, namun tetap saja dia tidak bisa mencobanya. <br />
<br />
Akhirnya pada tanggal 19 Juli 2011, saat surfing di sebuah website, aku menemukan sebuah blog yang berisikan pengalamannya saat menjajal Google +, dan syukur Alhamdulillah ternyata dengan berbaik hati ia bersedia membagikan undangannya untuk orang-orang yang ingin mencoba feature-feature yang ditawarkan oleh si Mbah Google ini. Tak pelak aku pun jingkrak-jingkrak senang, karena teryata ada seseorang nun jauh disitu ada yang menawarkan undangan tersebut. Tak kusia-siakan kesempatan itu, dan segera saja kutuliskan di blognya "Wah pengen juga niy punya account di g+ mau dunk mas di inpait juga. Dan Whoalaaa....saat beranjak sholat dhuha bbku berbunyi, ternyata ada ismail masuk. Eh betapa kagetnya diriku saat membaca isi email tersebut ternyata undangan dari mas Septiadi setia wijaya (Makasih ya mas, inpaitannya).<br />
<br />
Dan setelah register akhirnya akupun dapat menikmati fasilitas Google + yang kuimpikan selama ini. Hadeeuuuh, bingung juga pada mulanya, seperti biasa kita dibawa ke halaman profile untuk mengisi data-data tentang diri kita. Dan ketika kucoba untuk mengintip google + milik mas Septiadi kutemukan beberapa artikel yang menarik, akhirnya aku pun mencobanya. Ting..jadilah postingan pertamaku berupa iklan jualan Kurma. Alhamdulillah ternyata aku mendapat tambahan ilmu lagi. Makasih ya Allah telah Kau mudahkan jalanku. Dan buat pembaca blog berikut ini adalah skrinsot (screen shoot) dari Google + punyaku. <br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-0XH3lFprvXY/TiYiDgYTpWI/AAAAAAAAAKM/Vi-e4WAVyfw/s1600/google-%252B.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-0XH3lFprvXY/TiYiDgYTpWI/AAAAAAAAAKM/Vi-e4WAVyfw/s320/google-%252B.gif" width="320" /></a></div><br />
Anda Berminat?Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-25288479374875278342011-07-18T11:12:00.001+07:002011-10-19T14:09:44.991+07:00Kronologis penipuan "Anugrah Elektronik" part 2 (modus berbeda)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-mCeICI-07rw/TiOheK1d2VI/AAAAAAAAAII/FsDCXIWYpjA/s1600/bank+permata.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-mCeICI-07rw/TiOheK1d2VI/AAAAAAAAAII/FsDCXIWYpjA/s1600/bank+permata.png" /></a></div>Telah saya ceritakan dalam tulisan sebelumnya mengenai kronologis penipuan "Anugrah Elektronik" dengan modus penjualan barang elektronik. Dan melalui tulisan saya yang kedua ini saya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca blog mengenai penipuan dengan modus transfer ke rekening penipu yang melibatkan seseorang yang memerankan sosok customer service sebuah bank swasta terkenal.<br />
<br />
Kejadiannya terjadi pada hari kamis tanggal 23 Juni 2011 sekitar pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00. Oleh pihak Anugrah Elektronik yang menggunakan no hp 081354646110 saya diberitahukan bahwa nanti ada telpon dari seseorang yang ia sebut sebagai boss pemilik usaha Anugrah Elektronik akan menghubungi saya untuk menyelesaikan permasalahan pengembalian uang pembelian laptop yang bermasalah. Dan dia menyebutkan bahwa si penelpon nanti kemungkinan adalah istri boss. Whatever lah dia mau bilang siapa pun si penelpon nantinya. Dan benar saja tak lama kemudian seseorang yang mengaku bernama Retno menghubungi saya dan mengaku sebagai salah seorang karyawan Anugrah Elektronik yang ditugaskan untuk menangani permasalahan saya tersebut. Ia menghubungi saya untuk memberitahukan bahwa ia akan mentransfer uang saya dengan terlebih dahulu menanyakan ke mana dana tersebut akan ditransfer. Saya ceritakan kepada si mbak Retno ini bahwa transaksi sebelumnya saya menggunakan no rekening bank adik bukan no rekening bank saya sendiri. Dan pada akhirnya dia meminta supaya saya memberikan no rekening saya sendiri bukannya no rekening orang lain. Ok saya berikan no rekening bank saya dan kemudian ia mengatakan akan konfirmasi kembali jika dana telah ditransfer ke rekening saya. Selang lima sampai sepuluh menit kemudian ia mengabarkan kepada saya bahwa dana telah ditransfer ke rekening bank permata dan meminta saya untuk melakukan pengecekan apakah dana telah diterima atau belum.<br />
<br />
Alhamdulillah selama ini setiap kali bertransaksi saya jarang sekali mempergunakan atm baik untuk pengecekan saldo ataupun melakukan transfer. Jadi pada saat itu saya cek saldo di rekening bank permata menggunakan Mobile banking. Ternyata nominal yang tercantum dalam rekening saya tersebut hanya berisi transfer gaji dari tempat saya bekerja, dan tidak ada notifikasi bahwa saya menerima transfer dari orang lain. Setelah berkali-kali saya melakukan pengecekan tidak berubah juga nominal yang ada di rekening saya, kemudian saya berinisiatif untuk mencoba melakukan pengecekan melalui Permata Internet Banking, namun hasilnya pun tetap sama saja. Komplain dong, kemudian saya hubungin si Retno ini dan mengatakan bahwa dana yang ia transfer belum masuk juga. Dengan dalih bahwa ia telah mentransfer dananya dan tidak ingin terjadi kesalah pahaman diantara saya dengannya, si Retno ini mengatakan bahwa jangan melakukan pengecekan melalui internet banking maupun mobile banking dikarenakan kedua jenis transaksi ini seringkali mengalami gangguan. Dan pada akhirnya ia menyarankan saya untuk melakukan pengecekan langsung melalui atm. Namun akal sehat saya mulai berpikir, apakah mungkin jika dilakukan pengecekan melalui internet banking dan mobile banking saja saldonya tetap seperti itu kok di atm bisa berbeda? Karena penasaran akhirnya saya turuti sarannya untuk melakukan pengecekan melalui atm. Disini cerita serunya berawal.<span class="fullpost"><br />
Si penipu kali ini (baca Retno) mengira bahwa saya melakuan pengecekan ke atm bank permata, namun saya tidak ke atm bank permata tapi ke atm bank bersama. Kebetulan di dekat rumah saya ada Alfamart yang ada atm bank mandiri. Sesampainya saya di atm saya sms ke penipu ini bahwa saya telah sampai di atm yang selanjutnya penipu tersebut menghubungi saya dan menceritakan bahwa ia telah menyampaikan pengaduannya mengenai transfer yang gagal dilakukan ke seseorang yang ia katakan sebagai customer service bank permata. Saat disambungkan ke customer service tersebut saya sudah mulai curiga karena saat menghubungi permatatel begitu terdengar lagu pembukaan seharusnya melalui mesin penjawab terlebih dahulu tapi saat itu saya sudah langsung terhubung dengan sang customer service palsu. Setelah menjelaskan permasalahan Retno soal tidak sampainya tranferannya ke rekening saya, si cs palsu ini mencoba meyakinkan saya dan meminta saya untuk membantunya agar permasalahan Retno ini terselesaikan. Dengan dalih jaringan bank permata yang sedang offline dan si cs palsu ini berniat membantu meng onlinekan secara manual saya diminta untuk ke atm dan terjadilah percakapan sebagai berikut:<br />
S = Saya si penulis, CS Palsu = CS<br />
CS : Silahkan masukkan kartu atm anda dan pin anda<br />
S : Sudah<br />
CS : Apa yang nampak di layar monitor atm?<br />
S : Ya menu transaksi, ada Informasi saldo, Ganti pin, Transaksi lainnya..<br />
CS : Ok, sekarang coba anda cek saldo rekening anda saat ini.<br />
S : Ok, sudah lalu?<br />
CS : Berapa dana yang tersedia di rekening anda?<br />
S : Empat Juta sekian sekian sekian..<br />
CS : Ok, sekarang anda kembali ke menu awal dan pilih transaksi lainnya<br />
S : Sudah....<br />
CS : Menu apa saja yang tampak di layar monitor sekarang?<br />
S : Banyak, ada pembayaran kartu kredit, ada transfer dan lain-lain<br />
CS : Baik, sekarang anda masuk ke menu tranfer<br />
S : (Kok menu transfer?) pikir saya dalam hati, wah mau ditipu lagi niih..<br />
CS : Setelah itu apa yang muncul di layar? <br />
S : Ada transfer ke rek permata lain, ada transfer ke bank yang lain<br />
CS : Ok, sekarang pilih menu transfer ke bank lain<br />
S : (Nah loh, makin aneh dah nih..)Sudah..lalu?<br />
CS : Apalagi yang muncul di layar?<br />
S : Ada daftar kode bank dan no rekening yang harus dimasukkan untuk transfer<br />
CS : Jangan..gak usah pencet yang kode bank, anda masukkan saja 009 <br />
S : (Iseng saya pencet juga tuh kode bank, 009 kalo tidak salah ingat BNI)<br />
<br />
Dan selanjutnya panduan dari si CS palsu ini sampai pada menu di layar atm yang harus mengisikan nominal uang yang akan ditransfer. Tetapi si CS melarang saya untuk mengetikkan nominal uang yang ditransfer dan malah saya disuruh untuk memasukkan semacam kode dengan awalan 039XXXXX kode selanjutnya tidak saya ketahui karena saya takut jika melanjutkannya maka rekening bank permata saya dapat dikendalikan olehnya. Sayangnya ketika kartu atm keluar dari mesin atm menimbulkan bunyi sehingga si cs palsu beserta dengan Retno berupaya agar saya tetap di mesin ATM dan tidak beranjak pergi dari atm. Dan Retno pun mulai meneror saya dengan mulai memojokkan saya serta membuat agar saya panik, namun saat itu yang terpikirkan hanyalah bagaimana saya memindahkan saldo rekening saya supaya aman. Retno dengan berapi-api memaksa saya untuk kembali ke mesin ATM, namun saya katakan bahwa saat ini mesin atm sedang mengantri 10 orang (padahal saat itu tidak ada satupun yang mengantri). Tambah beranglah si Retno ini dan kemudian tiap menit dia memonitor antrian, yang tetap saja saya katakan antrian belum beranjak. Kemarahan Retno memuncak dan mempertanyakan bahwa apa iya orang bertransaksi di atm selama itu? Saya katakan bahwa orang pergi ke atm itu punya kepetingan berbeda-beda, tidak hanya ambil uang tunai saja, mungkin melakukan transfer, mungkin melakukan pembayaran dan lain-lainnya. Sebelum berlarut-larut akhirnya si cs palsu mencob menengahi pertengkaran kami dengan menanyakan lokasi atm bank permata tempat saya berada. Yang kemudian saya jawab saja sekenanya di jalan alternatif cibubur. Sembari menjawab pertanyaan dari duo penipu tersebut saya mencoba meminta tolong petugas alfamart agar membantu saya mentransferkan uang saya ke rekening bank saya yang lainnya, namun usaha saya ini gagal lantaran petugas alfamart menolak dengan alasan mereka tidak tahu. Ya sudahlah akhirnya saya lakukan sendiri transfer uangnya dan tidak memperdulikan Retno serta cs palsu yang berkoar-koar diujung sana. Setelah saya selesai transfer nampaknya Retno terus berusaha menghubungi saya. Dan ketika usaha saya telah selesai baru telponnya saya angkat. Di ujung sana Retno memaki-maki dan memarahi saya karena telponnya tidak buru-buru diangkat. Saya pun balik menghardiknya, dengan mengatakan bahwa saya mencurigai dia dengan cs palsu telah bersekongkol melakukan penipuan. Namun ia mengelak dan bahkan si cs palsu ini mencoba melerai kami dengan menggiring saya kembali ke mesin ATM. Seperti cerita di awal saya diminta oleh si cs palsu ini untuk mengecek saldo saya kembali. Dan saya sebutkan bahwa saldo saya sekarang tinggal seratus ribuan, lalu si CS menebak bahwa saya telah melakukan pengambilan tunai sehingga saldo rekening saya tinggal seratus ribuan. Dan saya katakan saja iya, sontak saat itu juga hubungan telpon terputus. Makin yakinlah saya bahwa baru saja saya telah melalui proses penipuan dengan modus transfer rekening. No handphone Retno pun tiba-tiba tidak dapat dihubungi.<br />
Setelah keluar dari alfamart akhirnya saya mencoba menghubungi CS bank permata yang asli di no 63399. Dan benarlah dugaan saya bahwa apa yang baru saja saya alami adalah murni penipuan, cs bank permata yang aslipun mengatakan bahwa system mereka tidak pernah offline. Kalaupun offline itupun namanya gangguan dan itu juga terjadi diseluruh jaringan bank permata bukan hanya di daerah batam saja. Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa saat berbicara dengan nasabah, cs bank permata selalu akan menanyakan data-data diri nasabah untuk cross check.<br />
Demikianlah para pembaca blog, pengalaman saya saat hampir terjebak dalam modus penipuan melalui atm, mudah-mudahan pengalaman saya tersebut dapat memberikan peringatan bagi para pembaca agar lebih berhati-hati jika menerima telpon dari seseorang yang mengaku cs dari sebuah bank.</span>Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1589542190459869229.post-67338005413935537622011-07-18T09:33:00.001+07:002011-10-19T14:10:56.174+07:00Kronologis penipuan pembelian notebook oleh "Anugrah Elektronik"Facebook, siapa yang tak kenal dengan situs jejaring sosial ini. Mulai dari anak-anak sampai dengan kakek nenek pun mengenalnya. Beragam aktifitas dunia maya dapat dilakukan dalam situs jejaring ini. Mulai dari mencari teman baru, ataupun mencari teman-teman yang telah lama tak pernah bertegur sapa lagi. Bermain games, mencoba beragam aplikasi yang ditawarkan di dalamnya, sampai dengan berbelanja online dari para facebooker yang menggunakan fasilitas pertemanan untuk memperoleh pelanggan baru bagi produk yang mereka tawarkan. Kemudahan mengakses internet dimana saja dan kapan saja, serta kemudahan untuk membuat account facebook ternyata dimanfaatkan oleh beberapa gelintir orang untuk melakukan tindakan kejahatan melalui facebook. Satu diantara tindak kejahatan yang dilakukan melalui facebook adalah "PENIPUAN" terhadap pengguna facebook yang melakukan belanja online. Melalui blog ini penulis akan membagikan kronologis penipuan belanja laptop melalui facebook yang dilakukan oleh "ANUGRAH ELEKTRONIK" (http://www.facebook.com/profile.php?id=100002388755371&refid=0)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZr3t8XmuVDbcEubxzEPloxPgTp5LTj4KEQMprxhLtgg7TN4r_kQ0q1TsR8VOKG56Djs9mOm_5mAHtwEQXUkbbE799Mu2p0LRp3E9F4Z77WgK4CA1L-m6f-W0KZ18NqfXdykahN7wy4to/s1600/Screen_20110630_163325.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZr3t8XmuVDbcEubxzEPloxPgTp5LTj4KEQMprxhLtgg7TN4r_kQ0q1TsR8VOKG56Djs9mOm_5mAHtwEQXUkbbE799Mu2p0LRp3E9F4Z77WgK4CA1L-m6f-W0KZ18NqfXdykahN7wy4to/s320/Screen_20110630_163325.jpg" width="320" /></a></div><br />
<span class="fullpost"><br />
<b>Hari Pertama Rabu 22 Juni 2011</b>Pagi hari ketika seorang teman kantor memberitahukan sebuah link tautan di facebooknya tentang sebuah toko online yang menjual notebook dengan harga yang super murah membuat saya tertarik untuk membeli produk yang mereka tawarkan di situs jejaring sosial tersebut.<br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgesJV89uAIgLI63zn7nVjg4WEBQUPEy5bTZWfYh8-AOCv8IxNdws3l_9VmUgf_k503ZMRe3aPx2l4AK9u3Ax2cqpX0fkWCf3wNi22TwzxPUS_XNAxm_ZU4iaEnWrbhr0PHxbatx-cBlOo/s1600/Screen_20110704_191349.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgesJV89uAIgLI63zn7nVjg4WEBQUPEy5bTZWfYh8-AOCv8IxNdws3l_9VmUgf_k503ZMRe3aPx2l4AK9u3Ax2cqpX0fkWCf3wNi22TwzxPUS_XNAxm_ZU4iaEnWrbhr0PHxbatx-cBlOo/s320/Screen_20110704_191349.jpg" width="320" /></a></div><br />
Singkat kata saya bersama dengan teman saya tersebut melakukan panggilan ke nomer hp 0813-5464-6110 untuk menanyakan detail produk yang mereka tawarkan yaitu berupa sebuah notebook dengan merk Dell Latitude E6410 seharga Rp.1.550.000,- saja. Disebutkan oleh si pemilik nomer tersebut bahwa barang ready stok 5 unit di gudangnya. Setelah menimbang dan memikirkan masak-masak saya janjikan akan menghubunginya kembali untuk kepastian pemesanan barang tersebut pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2011.<br />
<br />
Sebelum saya memutuskan untuk membeli produk tersebut secara online, saya memutuskan untuk mengecek tentang profile "Anugrah Elektronik" di situs jejaring social facebook. Dan ketika saya lakukan pencarian ternyata ditemukan banyak sekali nama "Anugrah Elektronik". Akhirnya setelah saya buka satu persatu pilihan saya tertuju pada dua account facebook "Anugrah Elektronik" yang mempunyai kemiripan profile. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUzJZhhkB3ssATLIKI_c4DL0Keun0Zz4ofahq9b7PBiLKJKCKykjT83118evrvZiDSZROS41tdvx-S9XiUwYyc6HDeuVVGx6LRk5iGrM6YIe0BhBi0e53qPVYAR6mnLYWjP6OQbXBzzr4/s1600/Screen_20110704_19112.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUzJZhhkB3ssATLIKI_c4DL0Keun0Zz4ofahq9b7PBiLKJKCKykjT83118evrvZiDSZROS41tdvx-S9XiUwYyc6HDeuVVGx6LRk5iGrM6YIe0BhBi0e53qPVYAR6mnLYWjP6OQbXBzzr4/s320/Screen_20110704_19112.jpg" width="320" /></a></div><br />
Dan kemudian saya mencoba menghubungi no hp yang tertera di profile facebook tersebut, namun yang bersangkutan hanya menjelaskan mekanisme pemesanannya saja. Dan beliau tidak menanyakan tentang barang dagangan beliau yang mana yang membuat saya tertarik. Tak lama berselang setelah saya selesai melakukan panggilan ke no hp "Anugrah Elektronik" yang kedua ini, saya mendapatkan panggilan dari no hp 0813-5464-6110 yang mengatakan bahwa pemesanan saya jadi dilakukan pada hari sabtu atau kapan? (fyi telpon sebelumnya saya berjanji memberitahukan akan melakukan pemesanan pada hari sabtu, tapi setelah itu saya mencoba mengirimkan sms untuk menanyakan kembali detail produk yang ia tawarkan berikut mekanismenya). Setelah melakukan perundingan dengan adik saya maka diputuskan untuk melakukan transfer dana sejumlah Rp.1.550.000 pada malam harinya. Untuk kepastian kapan barang akan sampai ditangan saya pun juga saya tanyakan kepastiannya. Seperti gambar dibawah ini<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFP4rSuhDsy236AnMhzVCEFI4nKR_aJgBcHnyrnSQ3JixCNgBjRRipULZiGEOhpgULtORCOcgBe0Kaqctxy_mMGriMqnM6CV4sEushhd_YeipYkGJCQODx_59irqP_Jz-mV2AbYBd4Cc8/s1600/Screen_20110630_091444.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFP4rSuhDsy236AnMhzVCEFI4nKR_aJgBcHnyrnSQ3JixCNgBjRRipULZiGEOhpgULtORCOcgBe0Kaqctxy_mMGriMqnM6CV4sEushhd_YeipYkGJCQODx_59irqP_Jz-mV2AbYBd4Cc8/s320/Screen_20110630_091444.jpg" width="320" /></a></div><br />
Malam hari selepas magrib setelah saya mentrasfer uangnya saya konfirm ke no hp 081354646110 bahwa dananya telah saya transfer berikut dengan menyertakan bukti transfernya melalui sms. Setelah saya konfirm saya sempat kaget dan shock karena ketika saya hubungi no tersebut tidak aktif. Namun tak berapa lama no tersebut kembali aktif dan memberitahukan kepada saya bahwa barang pesanan saya sedang kosong. Saya sempat berdebat tentang ketersediaan barang tersebut, bahkan sempat meminta uang saya dikembalikan, namun dengan dalih macam-macam uang saya tidak dapat dikembalikan bahkan ia menawari saya barang yang lain yaitu Sony Vaio dengan kode produk VPCEA16FG. Dan untuk mendapatkannya saya diharuskan menambahkan uang sejumlah Rp.500.000,- (Ternyata saya sudah masuk ke perangkap dia yang pertama, dengan dalih barang pesanan tidak tersedia yang kemudian ditawarkan produk lainnya dengan tambahan dana untuk mendapatkannya). Pada akhirnya saya setujui juga untuk transfer ke rekeningnya.<br />
<br />
<b>Hari Kedua, Kamis 23 Juni 2011</b><br />
Pagi hari sebelum transfer kekurangan uang untuk pembelian sony vaio saya diminta untuk konfirmasi terlebih dahulu ke no 0813-5464-6110. Dan setelah konfirmasi ia memberikan no rekening kepada saya, namun betapa kagetnya saya karena no rekening yang ia berikan berbeda dengan no rekening pertama yang ia berikan kepada saya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPwY60Zdk1y1nsGXL6ygOfB68G2CvXK4T7UEi29naIrIHZfNQ5ydrXm_bSc7BTI_tnYMB41s1s6Hf1SxlmrdEBvimrhK4pLMw9G-kwohNZKJHsnzHN-RcJyS0i9U-w7u5SfPTlt5DtyEA/s1600/Screen_20110718_080832.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPwY60Zdk1y1nsGXL6ygOfB68G2CvXK4T7UEi29naIrIHZfNQ5ydrXm_bSc7BTI_tnYMB41s1s6Hf1SxlmrdEBvimrhK4pLMw9G-kwohNZKJHsnzHN-RcJyS0i9U-w7u5SfPTlt5DtyEA/s320/Screen_20110718_080832.jpg" width="320" /></a></div><br />
Dengan dalih bahwa saldo di rekening yang pertama kali ia berikan tidak mencukupi untuk melakukan transaksi penarikan dana, ia meminta saya untuk mentransfer uangnya ke no rekening yang kedua. Dan tanpa rasa curiga saya pun mentransfer uangnya ke rekening tersebut. Setelah dana saya transfer kemudian ia berjanji akan mengirimkan barangnya sekitar pukul 11.00 siang. Dan saya minta untuk mengirimkan barangnya menggunakan paket One day service, yang kemudian dikarenakan mahalnya layanan tersebut ia meminta saya untuk menambahkan uang sejumlah Rp.100.000 untuk ongkos kirimnya dan saya sanggupi. <br />
Sekitar pukul 9.30 pagi ia kembali menelpon saya dan mencoba menawarkan kepada saya sebuah handphone nokia c3 seharga Rp.150.000,- sebagai bonus buat saya. Awalnya saya menolak dikarenakan saya tidak membutuhkn handphone, namun karena dia memaksa dan saya berpikir tak apalah kalo cuma seratus ribuan saja. Akhirnya disepakati harga nokia c3 tersebut Rp.100.000,-. Total dengan ongkos kirim yang harus saya bayarkan menjadi Rp.200.000,- dimana ia meminta dana tersebut tidak ditransfer tapi melalui pengiriman pulsa senilai Rp.200.000,- ke no hp miliknya. Setelah saya kirimkan pulsa tersebut akhirnya saya menunggu konfirmasi darinya perihal pengiriman barang tersebut.<br />
Sekitar pukul 10.30 an ia menelpon kembali dan mengatakan bahwa barangnya telah dikirimkan. Gak salah dong, kalau kemudian saya tanyakan no resi pengirimannya? Namun saat itu ia kembali menolak memberikan no resi pengiriman kepada saya dengan dalih bahwa ia lupa mencatatnya. Yaah sudahlah barang sudah dikirim ini, pikir saya.<br />
Kira-kira pukul 14.30 saya ditelpon dari no 081354646110 yang mengatakan bahwa barang telah sampai di bandara halim. (Sempet heran juga, kok bukan ke Bandara Soeta tapi malah ke halim?), tapi ya sudahlah toh barang sudah sampai ini di jakarta. Namun ternyata ada maksud lain dibalik itu, bahwasannya ia memberitahukan kepada saya bahwa barang kiriman saya tidak dapat keluar dari bandara halim dikarenakan tertahan oleh pihak bea cukai. Dan singkat kata saya diharuskan mengeluarkan uang lagi sejumlah Rp.1.000.000,- untuk dapat mengeluarkan barang tersebut dari bea cukai (menurut ceritanya dia dikenakan denda Rp.2.000.000,- untuk dapat mengeluarkan barang tersebut, sehingga denda tersebut dibagi berdua dengan saya). Sempat saya tanyakan apakah kejadian ini seringkali terjadi? Dan ia jawab bahwa kasus saya sudah ke 6 kalinya, namun dia mengatakan bahwa masalah ini adalah masalah biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Akhirnya setelah bersusah payah mencari pinjaman uang untuk dapat mengeluarkan barang pesanan yang tertahan, kemudian saya transfer ke rekening Anugrah Elektronik ini. Lagi-lagi dia memberikan no rekening yang lain lagi kepada saya untuk transfer dana tersebut.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ2WXc42P5x8ztFfnkPZMVcBJHO9GSDFPwzLzqszMQpJ4KPOlT-WvHtlt0gy__Ffj9pP2oW3ustyLuCZlilK_JSP8lFbdUHIbUhiq5izzIgNguDjNTUzrSDSeLLCG94AdjvUcFRIUwcbU/s1600/Screen_20110718_084752.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ2WXc42P5x8ztFfnkPZMVcBJHO9GSDFPwzLzqszMQpJ4KPOlT-WvHtlt0gy__Ffj9pP2oW3ustyLuCZlilK_JSP8lFbdUHIbUhiq5izzIgNguDjNTUzrSDSeLLCG94AdjvUcFRIUwcbU/s320/Screen_20110718_084752.jpg" width="320" /></a></div><br />
Tanpa berpikir lebih jauh lagi dikarenakan ingin segera mendapatkan barang pesanan saya, akhirnya saya transfer juga dana sejumlah satu juta rupiah ke no rekening bca yang ia berikan. Dan setelah saya mengkonfirmasi transfer kepadanya, saya berharap hari itu juga barang dapat saya terima walaupun saya harus menunggunya di kantor sampai malam hari (di infokan oleh si Anugrah Elektronik ini bahwa barang akan sampai dikantor saya sekitar pukul 20.00).<br />
Namun setelah sholat ashar sekitar pukul 15.30 saya mendapatkan telpon dari 081354646110 berkali-kali, dan saat saya angkat ternyata dia meminta bantuan saya untuk dapat mentransfer kembali uang sejumlah Rp.1.000.000,- dengan dalih bahwa bagian dia sejumlah satu juta rupiah untuk menebus barang pesanan saya tersebut uangnya telah ditransferkan seluruhnya oleh istrinya ke rekening boss Anugrah Elektronik. Tak pelak saya sudah hilang kesabaran dan menolak untuk mentransfer kembali berapapun jumlah uang yang dia minta. Dan pada akhirnya ia berjanji akan mengembalikan uang yang telah saya keluarkan sejumlah Rp.3.250.000,- pada malam harinya sekitar pukul 17.00 - 18.00. Namun rupanya babak baru penipuan si Anugrah Elektronik part 2 rupanya baru saja akan dimulai pada malam tersebut, yang akan saya ceritakan kembali dengan judul berbeda pada penulisan saya berikutnya. Mudah-mudahan kronologis penipuan oleh Anugrah Elektronik ini dapat memberikan masukan bagi pembaca sekalian untuk lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi online.Casey Ndole blog'shttp://www.blogger.com/profile/14897221813163646493noreply@blogger.com1